BISNIS.COM, BALIKPAPAN--Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit di Kota Balikpapan pada 2013 bisa di atas 20% seiring dengan mulai membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi regional.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Tutuk SH Cahyono mengatakan perkembangan penyaluran kredit daerah akan mengikuti proyeksi pertumbuhan ekonomi regional.
Sektor pertambangan dan migas yang menjadi sektor bisnis utama di Kalimantan Timur diperkirakan akan meningkat tahun ini sehingga akan bisa mengerek industri ikutan yang menjadi usaha bagi pelaku bisnis lokal di Balikpapan. “Tahun ini kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi akan naik penyaluran kredit. Setidaknya bisa di atas 20%,” kata Tutuk, Kamis (31/1/2013).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh KPw BI Balikpapan, penyaluran kredit di kota itu mencapai Rp18,53 triliun sepanjang 2012. Lebih dari 70% atau sekitar Rp13,5 triliun dari kredit tersebut disalurkan untuk di dalam Kota Balikpapan. Sisanya, disalurkan untuk membiayai sektor industri yang ada di kota lain seperti Penajam Paser Utara, Paser, Kutai, hingga Tarakan.
Dia menambahkan proyeksi ekonomi nasional yang optimis dengan kondisi pasar internasional turut menjadi salah satu pertimbangan dalam perkiraan pertumbuhan penyaluran kredit di Balikpapan. Beberapa pasar barang hasil tambang di pasar internasional seperti Cina, India dan Korea Selatan mulai terlihat geliat pertumbuhan ekonominya.
Balikpapan, sebagai daerah penyokong industri pertambangan dan migas karena tidak memiliki ladang minyak dan batubara, tentu akan ikut menikmati pertumbuhan bisnis yang dialami oleh pelaku usaha. Utamanya sektor perdagangan, jasa dunia usaha dan angkutan yang menjadi turunan bagi industri pertambangan dan migas. “Kalau kondisi bisnis bagus, permintaan alat berat akan meningkat. Perbankan bisa masuk untuk mendukung pendanaan,” katanya.
Realisasi penyaluran kredit perbankan di Balikpapan sepanjang 2012 diakuinya agak sedikit terganggu akibat melesunya kondisi pasar dunia. Tutuk menambahkan perlambatan pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh sektor kredit.
Pihaknya mencatat sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan seperti pertanian, pertambangan, perindustrian, konstruksi, perdagangan dan jasa sosial. Adapula sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan seperti sektor listrik, air dan gas serta jasa dunia usaha.
Dia mengatakan seluruh sektor ekonomi pada 2012 di Balikappan mengalami pukulan telak akibat krisis global. “Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga karena tidak hanya tambang saja yang turun tetapi juga migas,” katanya.
Kondisi itu, tambahnya, juga bisa menjadi pelajaran bagi para pelaku bisnis untuk mulai melakukan diversifikasi usaha pada sektor potensial lain. Selain pertambangan dan migas, sektor pertanian dan pariwisata menjadi opsi bisnis yang menarik untuk dilirik.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Balikpapan Rendi Susiswo Ismail berpendapat saat ini merupakan momen yang tepat bagi pelaku usaha untuk mulai melakukan diversifikasi usaha.
Dia mengatakan kondisi semacam itu pernah terjadi dua kali ketika terjadi booming bisnis migas pada pertengahan tahun 1970-an dan kayu pada 1990-an. Pemberian nilai tambah bagi barang mentah menjadi contoh yang bisa diaplikasikan dalam diversifikasi tersebut. “Selain membuka usaha lain, juga akan memberikan pendapatan lebih bagi pengusaha,” ujarnya.
Dukungan pembiayaan dari perbankan menjadi salah satu solusi dalam upaya melakukan ekspansi usaha. Tentunya, hal itu juga akan memberikan dampak positif bagi industri perbankan di Balikpapan. (K46)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel