INDUSTRI PERBANKAN: BNI Bidik Industri Kreatif

Bisnis.com,14 Feb 2013, 14:41 WIB
Penulis: Martin Sihombing

JAKARTA-- PT Bank Negara Indonesia Tbk menyasar pelaku usaha sektor industri kreatif untuk meningkatkan penyaluran kredit wirausaha.

Purnomo B Soetadi, Executive Vice President Customer Management & Marketing BNI, mengatakan industri kreatif merupakan salah satu sektor potensial untuk menunjang ekspansi kredit BNI Wirausaha.

"Kami antara lain menyasar pelaku usaha bidang fesyen, musik, dan sektor usaha industri kreatif lainnya," katanya, Kamis (14/2/2013).

Per akhir tahun lalu, realisasi kredit BNI Wirausaha mencapai Rp13 triliun. Sepanjang tahun ini, BNI menargetkan pertumbuhan kredit dan debitur produk pinjaman wirausaha tersebut mencapai 27%.

Secara keseluruhan, total penyaluran kredit bank badan usaha milik negara (BUMN) itu untuk pelaku usaha mikro kecil menengah mencapai Rp25 triliun. Purnomo mengatakan realisasi tersebut sudah termasuk dengan kredit usaha rakyat (KUR).

Serapan kredit BNI Wirausaha selama ini lebih didominasi oleh pengusaha sektor perdagangan. Debitur dari kalangan pelaku usaha industri kreatif presentasenya masih terhitung kecil.

Dia memberi contoh, presentase debitur pelaku usaha fesyen diperkirakan baru sekirar 5% terhadap total penerima kredit BNI Wirausaha. "Ada kendalanya, seperti dalam hal bankable. Sebagian pengusaha fesyen, misalnya tergolong baru mulai mengembangkan bisnis," katanya.

Meskipun demikian, dia mengatakan risiko penyaluran kredit untuk pelaku usaha industri kreatif masih tergolong aman.

Sebelumnya, Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto mengatakan banknya sedang memperbaiki protofolio dan produk BNI Wirausaha.

Menurutnya, sejumlah hal yang sedang disempurnakan antara lain target segmen calon debitur dan dalam hal jaminan. "Dulu target segmennya tidak terlalu tajam, sekarang akan lebih fokus lagi. Plafon pinjaman untuk produk tersebut berkisar Rp50 juta--Rp1 miliar per debitur," katanya.

Darmadi mengatakan rata-rata plafon pinjaman untuk produk tersebut sebesar Rp300 juta per debitur. Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indoenesia (APPMI) Taruna Kusmayadi mengatakan desainer bukan hanya membutuhkan kredit, namun pendampingan dalam mengembangkan bisnis.

"Desainer membutuhkan bimbingan dalam laporan keuangan. Artinya, kendalanya bukan hanya dalam hal permodalan saja," ujarnya.

Menurutnya, desainer memiliki kreativitas untuk menjalankan bisnis, sehingga diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi perbankan.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Others
Terkini