BISNIS.COM, SEMARANG – Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah) BMT membukukan aset sebesar Rp158 miliar pada akhir 2012, tumbuh 54% dibandingkan dengan setahun yang lalu.
Ketua Inkopsyah BMT Abdullah Yazid mengatakan pihaknya memiliki obesesi menjadi salah satu koperasi syariah terbesar di Indonesia, seperti Induk koperasi kredit (Inkopdit) yang saat ini asetnya sudah mencapai Rp 15 triliun.
“Untuk mencapai aset tersebut, menurutnya, konsolidasi antar anggota BMT akan selalu dilakukan, serta mendorong BMT untuk masuk dalam APEX Syariah,” ujarnya di Rapat Anggota Tahunan (RAT) Inkopsyah, seperti dalam siaran pers yang diterima Bisnis (8/3/2013).
Dalam RAT Inkopsyah sebelumnya selalu ditekankan hal ini, sehingga banyak BMT kemudian memutuskan untuk bergabung dalam Inkopsyah.
Sementara, Menteri Koperasi dan UKM, Syarifudin Hasan dalam kata sambutannya yang di wakili Staf Ahli Menteri, M. Taufik, menegaskan, untuk mengembangkan sebuah koperasi besar merupakan tujuan dari pemerintah.
Apalagi selama ini dalam penilaian International Cooperative Alliance (ICC) belum ada satu pun koperasi Indonesia masuk dalam daftar koperasi berkelas internasional. Maka itu, dia menyakini, Inkopsyah dan Inkopdit kedepan akan menjadi perwakilan bagi Indonesia untuk masuk di daftar koperasi yang masuk dalam ICC.
Untuk itu pembinaan dan pengawasan koperasi syariah harus terus dilakukan termasuk juga dalam pemanfaatan teknologi informasi harus dikuasai oleh pelaku koperasi.
“Saya yakin dengan Inkopsyah yang bersinergi dengan Asosiasi BMT Se-Indonesia (Absindo) dan Apex Syariah. Mampu untuk mewujudkan cita-cita itu,”paparnya.
Untuk mendukung Inkopsyah menjadi besar, M. Taufik juga menegaskan bila Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir – Usaha Kecil dan Menengah (LPDB-UKM) siap menawarkan Rp 1,5 triliun dana untuk bisa diakses oleh BMT yang merupakan anggota Inkopsyah.
Ia berharap dana tersebut bisa terserap minimal 50 %, maka dari itu mekanisme-mekanisme penyaluran akan segera dibuatkan antara LPDB KUKM dengan Inkopsyah BMT.
Kemudian pada kinerja keuangan lainya, Ketua Inkopsyah BMT, Abdullah Yazid, menuturkan selain aset yang naik, Dana Pihak Ketiga (DPK) Inkopsyah juga mengalami kenaikkan sebesar 190% yakni Rp 95 milyar dari 2011 hanya Rp 50 milyar.
Kenaikan DPK tersebut berasal dari Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) sebesar Rp 30 milyar dan bank syariah sebesar Rp 45 milyar. Dengan peningkatan DPK tersebut, menunjukkan kualitas pelayanan atau pembiayaan yang diterima oleh Inkopsyah sudah membaik.
Adapun mengenai penyaluran dana Inkopsyah, dia menjelaskan, selama ini masih didomninasi oleh para anggota di pulau Jawa dengan dimana 74% ke Jawa Tengah, 67 % Jawa Barat dan 51 % di Jakarta. Sementara penyaluran dana Inkopsyah di Sumatera di dominasi oleh Lampung sebesar Lampung 84% dan disusul oleh Sumatera selatan sebesar 67 %.
“Dengan besarnya penyaluran dana tersebut, Inkopsyah BMT mentargetkan untuk tahun ini akan mampu mampu menyalurkan pembiayaan lebih besar lagi dan menambah jumlah anggotanya baru menlcapai 375 anggota,”terangnya. (msb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel