EKSPOR GAS: Negara Malah Merugi

Bisnis.com,13 Mar 2013, 14:25 WIB
Penulis: Maftuh Ihsan

BISNIS.COM, JAKARTA – Langkah pemerintah untuk mengekspor gas ke berbagai negara dinilai tidak membawa manfaat bagi rakyat karena tidak memberikan nilai tambah dari produk gas.

Qoyum Tjandranegara, Anggota Komite BPH Migas, menuturkan ekspor gas yang dilakukan terus menerus tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat di Tanah Air, bahkan malah menghilangkan devisa negara.

“Gas diekspor ke berbagai negara seperti Singapura, lalu diolah dan dibeli kembali oleh bangsa ini dengan harga dua kali lipat,” ujarnya pada acara diskusi bertajuk "Open Access untuk Keberlangsungan Industri Nasional dan Daya Saing Produk Dalam Negeri", Rabu (13/3/2013).

Dia menjelaskan setiap Lsp (Liter setara premium/solar) gas bumi yang diekspor dibutuhkan 1 liter bahan bakar minyak (BBM) sebagai gantinya.  

Harga gas, lanjutnya, adalah 55 % harga 1 liter BBM, sehingga setiap 1 liter gas yang diekspor, maka negara kehilangan devisa sebesar 45% harga BBM per liter dengan catatan harga Minyak mentah ICP USD 111/barel, nilai tukar Rp. 9000/USD, dan harga BBM di pasar Rp8.462 per liter.

Adapun, pemerintah mengeluarkan subsidi BBM senilai Rp165,2 triliun pada tahun lalu untuk mensubsidi 41,7 juta kiloliter BBM atau 719 ribu barel BBM subsidi per hari.

Sementara itu, produksi gas mencapai 8.430 MMscfd atau setara dengan 1.499 ribu barel BBM per hari dengan komposisi 53% diekspor atau setara dengan 795 ribu barel BBM per hari.  

“Dengan demikian, pada 2011 negara kehilangan devisa mencapai Rp176 triliun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Others
Terkini