PRODUKSI MINYAK: RI Kehilangan Potensi 5.400 Barel/Hari, Ini Penyebabnya

Bisnis.com,17 Mar 2013, 16:43 WIB
Penulis: Riendy Astria

BISNIS.COM, JAKARTA--Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan beberapa kendala masih membayangi kegiatan produksi minyak.

Berdasarkan data yang diinventarisasi oleh SKK Migas ada sejumlah kendala yang berkontribusi terhadap realisasi produksi minyak, yakni permasalahan pada fasilitas produksi yang menyebabkan hilangnya potensi produksi minyak sebesar 5.400 barel per hari.

Kemudian permasalahan pada sumur produksi (kenaikan water cut dan water blocking) yang menyebabkan hilangnya potensi produksi sebesar 1.600 barel per hari, serta faktor eksternal yang menyebabkan hilangnya potensi produksi sebesar 700 BPH.

Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan mengatakan pada pekan pertama Maret 2013, realisasi produksi rata-rata minyak bumi dan kondensat mencapai sekitar 827.200 ribu barel per hari.

Sedangkan produksi gas mencapai 8.196 juta kaki kubik per hari (MMscfd).

Namun, di pekan kedua sampai pertengahan Maret 2013, produksi minyak mulai bergerak sedikit di atas 830.000 barel per hari.

Rencananya, seluruh pimpinan SKK Migas akan melakukan kunjungan langsung ke wilayah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam rangka mewujudkan target zero decline terhadap produksi minyak.

“Kami mendengarkan kendala yang mereka hadapi. Kami berharap pertemuan tersebut akan menghasilkan solusi yang tepat bagi kelancaran operasi hulu migas,” ujar Muliawan dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (17/3/2013).

Dalam kunjungan kerja nanti, pimpinan SKK Migas tidak hanya menemui KKKS dalam tahap produksi, tetapi juga KKKS yang masih dalam tahap eksplorasi.

Menurutnya, realisasi eksplorasi selama ini selalu lebih rendah dari target. Pihaknya akan mendorong KKKS untuk memenuhi komitmen eksplorasi mereka.

DI sisi lain, SKK Migas menyambut baik tambahan produksi yang sudah lama ditunggu dari Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore. Dengan penambahan itu, produksi minyak PHE WMO menjadi sekitar 12.300 barel per hari.

Seperti diketahui, keterlambatan keputusan perpanjangan kontrak menyebabkan produksi di Blok WMO terus menurun. Pada saat diserahkan ke Pertamina awal 2010, produksi sekitar 15.000 barel per hari.

Selama dua tahun dikelola, produksi terus merosot hingga mencapai 6.000 barel per hari. Hal ini disebabkan, laju penurunan alamiah blok tersebut hampir 50 % setiap tahun.

Muliawan meminta PHE WMO terus menggencarkan kegiatan untuk mencapai target produksi yang dicanangkan pemerintah sebesar 22.000 barel minyak per hari.

Di sisi lain, SKK Migas memberi dukungan melalui percepatan persetujuan maupun kemudahan-kemudahan agar operator Blok WMO bisa melakukan pengeboran lebih cepat. 

“Dengan dukungan semua pihak, mudah-mudahan target produksi dapat dicapai pada akhir tahun 2013,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Others
Terkini