SURAT UTANG INDONESIA: Pasar Berpotensi Menguat Awal Pekan Ini

Bisnis.com,25 Mar 2013, 11:38 WIB
Penulis: Bambang Supriyanto

BISNIS.COM, JAKARTA--Meningkatnya optimisme pelaku pasar terhadap perkembangan kondisi Eropa berpotensi membuka ruang penguatan terbatas di pasar surat utang Indonesia pada perdagangan awal pekan ini Senin (25/3/2013).

Analis obligasi PT Sucorinvest Central Gani Ariawan mengatakan kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi Eropa mereda seiring adanya kesepakatan antara Siprus dan Uni Eropa mengenai paket dana bantuan bagi negara tersebut.

"Adanya kesepakatan ini meredakan kekhawatiran akan kemungkinan default dan keluarnya Siprus dari negara–negara Euro," katanya dalam riset harian pagi ini, Senin (25/3).

Dia menjelaskan sentimen ini direspons positif oleh para pelaku pasar dan memicu penguatan bursa saham Asia pagi ini. "Meredanya kekhawatiran akan krisis baru di Eropa juga berpotensi membuka ruang penguatan di pasar surat utang Indonesia hari ini," jelasnya.

Namun demikian, sambungnya, potensi penguatan pasar diperkirakan masih akan relatif terbatas seiring tren kenaikan angka CDS serta masih tingginya tekanan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. "Adanya lelang SUN yang akan dilakukan pemerintah besok juga berpotensi mendorong investor cenderung untuk tidak terlalu agresif di pasar sekunder hari ini," tambahnya.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, (25/3/2013), pasar surat utang Indonesia melemah di sepanjang kurva
di tengah masih tingginya ketidakpastian global serta meningkatnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Yield SUN bertenor pendek, menengah dan panjang rata–rata mengalami kenaikan sebesar 4 basis poin, 2 basis poin, dan 2 basis poin. Yield SUN acuan bertenor 10 tahun naik tipis 1 basis poin dan ditutup di level 5,48% pada perdagangan Jumat.

Seri FR0063 menjadi SBN teraktif di pasar sekunder dengan total volume perdagangan mencapai Rp1,3 triliun. Pada perdagangan obligasi korporasi, seri PNBN01SBCN1 menjadi obligasi yang paling banyak ditransaksikan di pasar dengan total volume perdagangan mencapai Rp261,2 miliar.

Sementara itu, pasar obligasi pemerintah berdenominasi dollar melemah terbatas pada perdagangan akhir pekan lalu pascamengalami penguatan dalam dua hari sebelumnya.

Pelemahan ini dimotori oleh obligasi bertenor panjang yang mana yield Indo-22 dan Indo-42 masing–masing naik 3 basis poin dan 4 basis poin ke level 3,47%, dan 4,75%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Others
Terkini