BISNIS.COM, VUNG TAU,Vietnam -- Hoa Sen Group, salah satu pemasok baja Indonesia, menambah fasilitas galvanisasi dengan kapasitas produksi 120.000 ton per tahun.
Dengan penambahan fasilitas galvanasi ke empat itu, total kapasitas produksi pabrik yang berbasis di Vung Tau, Provinsi Ba Ria, Vietnam, itu kini mencapai 820.000 ton per tahun.
Chief Executive Officer Hoa Sen Group Le Phuoc Vu mengatakan langkah ini dilakukan untuk memenuhi permintaan dari pasar domestik dan regional yang semakin meningkat.
"Dengan teknologi NOF (non-oxidation furnace), fasilitas galvanisasi baja ini akan menjadi investasi terbaru dari Hoa Sen Group dalam upaya memperkuat posisinya sebagai perusahaan manufaktur dan produsen baja dengan pertumbuhan usaha tercepat," katanya dalam peresmian lini galvanisasi keempat di pabrik lembaran baja Phu My, Vung Tau, Sabtu (30/3).
Hoa Sen Group yang berdiri sejak 2001 memproduksi baja galvanis, baja berlapis warna, baja gulungan, pipa baja, pipa dan alat kelengkapan plastik serta lembaran atap plastik.
Selain memasok ke hampir 100 cabang di Vietnam, Hoa Sen saat ini mengekspor produknya ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Asia Selatan, Australia, Timur Tengah, Amerika Selatan dan Afrika.
IMF dan Bank Dunia memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 7%-7,4% pada 2013 sehingga permintaan untuk produk baja diperkirakan akan mengalami pertumbuhan juga.
Berawal dari perusahaan distribusi ritel pada 2001 dengan modal kurang dari UU$1,5 juta dan hanya memiliki 22 karyawan yang tersebar di tiga cabang, kini Hoa Sen Group berkembang menjadi perusahaan dengan pengembalian modal hampir US$48,15 juta dan 3.000 karyawan.
Setelah mampu melewati berbagai kesulitan, volume penjualan Hoa Sen Grup mengalami pertumbuhan sebesar 18,7% dari 381.999 ton pada 2011 menjadi 453.252 ton pada 2012.
Pabrik di Phu My yang menelan investasi hampir US$100 juta memiliki keunikan dibanding pabrik-pabrik lain di Asia Tenggara, yaitu produk baja galvanis dihasilkan melalui proses hot dip, menggantikan produk berpajak tinggi yang biasanya diimpor 100% oleh Vietnam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel