PASAR SUN: Berpotensi Tertekan Sentimen Inflasi

Bisnis.com,01 Apr 2013, 09:49 WIB
Penulis: Achmad Aris

BISNIS.COM, JAKARTA--Adanya sentimen eksternal yang masih bervariasi dan sentimen internal terkait inflasi Maret berpotensi memberikan tekanan terhadap pergerakan pasar surat utang dalam negeri pada perdagangan hari ini Senin (1/4/2013).

Ariawan, analis obligasi PT Sucorinvest Central Gani, mengatakan pelaku pasar surat utang Indonesia diperkirakan akan fokus terhadap angka inflasi Maret yang diumumkan pemerintah hari ini di tengah masih bervariasinya sentimen eksternal.

"Konsensus pasar memperkirakan inflasi Maret 2013 sebesar 0,36% MoM dan 5,56% YoY. Meskipun inflasi Maret 2013 ini diperkirakan lebih rendah dari inflasi Februari yang sebesar 0,75% MoM, namun inflasi Maret ini kemungkinan lebih tinggi dari rata–rata inflasi Maret dalam 5 tahun terakhir yang sebesar 0,16% MoM," katanya dalam riset harian.

Di tengah masih tingginya ekspektasi inflasi tersebut, Ariawan memerkirakan tekanan terhadap pasar surat utang Indonesia masih cukup terbuka.

Sementara itu dari eksternal, sambungnya, kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi Eropa masih
cukup tinggi khususnya masalah Siprus dan kondisi politik di Italia. Disisi lain, beberapa data ekonomi AS yang dirilis akhir pekan lalu yaitu personal income, personal spending, dan kepercayaan konsumen AS naik lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Hal memberikan indikasi positif terhadap pemulihan ekonomi di negara tersebut.

"Faktor eksternal ini juga berpotensi mendorong investor cenderung untuk wait and see serta masih akan fokus pada sentimen dari dalam negeri," ujarnya.

Pada perdagangan pekan lalu, Kamis (28/3/2013), pasar surat utang Indonesia menguat seiring adanya aksi
buy on weakness oleh investor pascapelemahan signifikan yang telah terjadi selama 6 hari sebelumnya.

Yield SUN mengalami penurunan sekitar 4 basis poin–6 basis poin di sepanjang kurva. Yield SUN acuan bertenor 10 tahun turun 4 basis poin ke level 5,57% pada perdagangan hari terakhir pekan lalu. Seri FR0064 menjadi SBN teraktif di pasar sekunder dengan total volume perdagangan mencapai Rp747,7 miliar.

Pada perdagangan obligasi korporasi, seri IMAT01A menjadi obligasi yang paling banyak ditransaksikan di pasar dengan total volume perdagangan mencapai Rp200 miliar.

Sementara itu, pasar obligasi pemerintah berdenominasi dollar AS bergerak mixed dalam rentang yang terbatas pada Kamis pekan lalu di tengah perdagangan yang tidak terlalu ramai karena beberapa investor masih wait and see terhadap rencana pemerintah untuk menerbitkan global bond yang baru.

Yield Indo-17, Indo-22, dan Indo-42 masing–masing ditutup di level 2,35%, 3,54%, dan 4,80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Others
Terkini