BISNIS.COM,JAKARTA--PT Bank OCBC NISP Tbk menyiapkan sejumlah strategi memperkuat permodalan, seperti tidak membagi dividen tahun buku 2012, setoran dari pemegang saham, hingga menyiapkan aksi korporasi.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan permodalan merupakan salah satu tantangan bagi industri perbankan agar mampu bersaing.
"Kami melihat permodalan merupakan faktor penting untuk menunjang pertumbuhan bisnis ke depannya," katanya, Rabu (3/4).
Pada tahun lalu, Bank OCBC NISP membukukan laba bersih Rp915,45 miliar atau tumbuh sekitar 22% dibandingkan dengan posisi Desember 2011 senilai Rp753 miliar.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank OCBC NISP memutuskan tidak membagi dividen, dan mengalokasikan perolehan laba untuk memperkuat struktur permodalan.
Pada tahun lalu, rasio kecukupan modal (CAR) Bank OCBC NISP berada pada level 16,5% per akhir tahun lalu.
Parwati mengatakan banknya berkomitmen mempertahankan batas bawah rasio CAR pada level 13%.
"Permodalan juga terkait dengan Basel III. Oleh karenanya, kami berharap setiap tahunnya ada pertumbuhan sekitar 20%--30%," ujarnya.
Parwati mengatakan walaupun bank terus berambisi mempertebal modal, namun tetap harus mampu mengambil peluang bisnis yang ada di pasar.
Menurutnya, peluang ekspansi kredit baru tetap terbuka walaupun ada tekanan ekonomi akibat inflasi, rencana pembatasan bahan bakar minyak dan kondisi global.
"Kami melihat ekspansi kredit untuk pelaku usaha mikro kecil menengah masih bagus. Kami juga sudah melakukan tes untuk membuat skenario penyaluran pinjaman," katanya.
Per Desember 2012, realisasi penyaluran kredit Bank OCBC NISP sebesar Rp52,9 triliun atau tumbuh 28% dibandingkan dengan akhir 2011 senilai Rp41 triliun.
Dia mengatakan segmen lain yang dianggap masih bisa menopang pertumbuhan kredit ialah trade finance.
Parwati mengatakan banknya memiliki koneksi, antara lain dengan OCBC di Singapura untuk menopang trade finance.
"Kami melihat ruang pertumbuhan trade finance masih cukup besar. Selain Singapura, pasar trade finance lain yang potensial ialah China dan Jepang," paparnya.
Hartati, Direktur Keuangan Bank OCBC NISP, mengatakan batas bawah CAR 13% diambil dengan mempertimbangkan kesempatan ekspansi bisnis.
"Permodalan menjadi kebutuhan mendasar perbankan untuk ke depannya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel