BBM BERSUBSIDI: Pemerintah Rumuskan Kompensasi Kenaikan Harga Bensin

Bisnis.com,10 Apr 2013, 12:16 WIB
Penulis: Riendy Astria

BISNIS.COM, JAKARTA- Pemerintah merumuskan bentuk kompensasi sebagai konsekuensi akibat penaikan penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan pemerintah memiliki rencana untuk menaikkan harga BBM subsidi sebagai opsi terakhir. Bila opsi penaikan harga BBM subsidi harus diambil, pemerintah tentunya akan memberikan kompensasi bagi masyarakat miskin,

“Pak Presiden SBY menyampaikan kompensasi adalah harga mati, artinya harus ada kompensasi, namun sampai sekarang kami masih memikirkan bentuk kompensasinya,” kata Wacik sebelum memulai Rapat Kerja dengan Dewan Energi Nasional dan Komisi VII DPR, Rabu (10/4/2013).

Menurutnya, kompensasi untuk masyarakat sangat penting. Pasalnya, bila kenaikan harga BBM subsidi sebagain opsi terakhir yang diambil pemerintah, tentu masyarakat miskin yang terbebani.

“Apa kek bentuknya, apakah bentuknya, kalau BLT (Bantuan Langsung Tunai) katanya DPR tidak setuju. Jadi apa nanti beras miskin ditambahkann beasiswa miskin atau tambahkan apa lah. Yang pasti jangan sampai yang miskin tambah miskin,” katanya.

Menurutnya, bentuk kompensasi yang akan diberikan kepada masyarakat miskin harus dipertimbangkan dengan matang. Pihaknya tidak ingin, bila kompensasi yang diberikan kepada masyarakat miskin akan dianggap sebagai ajang meraih hati rakyat menjelang pemilu 2014.

“Jangan sampai nanti ada yang mengira untuk pemilu. Pemerintah tidak ada niat untuk itu,” tambahnya.

Hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan langkah yang akan diambil terkait dengan kebijakan BBM bersubsidi. Meski menyatakan akan menaikkan harga BBM subsidi sebagai opsi terakhir, pemerintah juga masih mengkaji rencana pembatasan BBM subsidi, pencabutan subsidi bagi orang kaya, serta menghadirkan bahan bakar minyak jenis baru dengan angka oktan 90.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini