BISNIS.COM,JAKARTA--Bankir menilai keputusan Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75% akan berdampak positif terhadap keberlangsungan pertumbuhan bisnis bank.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Maryono mengatakan bank sentral melihat kondisi perekonomian masih tetap terjaga, sehingga tidak mengubah BI Rate.
"Hal ini menandakan tidak ada gejolak. Kondisi makroekonomi Indonesia masih sustain," katanya kepada Bisnis, Kamis (11/4/2013).
Maryono mengatakan bank tentunya akan lebih mudah mengatur suku bunga simpanan maupun pinjaman karena BI Ratenya tidak berubah.
Perbankan, lanjutnya, merespons positif langkah tersebut untuk menjaga keberlangsungan pertumbuhan bisnis.
Maryono memperkirakan pertumbuhan bisnis banknya sepanjang triwulan I/2013 masih relatif baik.
"Diharapkan semua sesuai target. Diproyeksikan penyaluran kredit pemilikan rumah [KPR] masih berkontribusi paling besar terhadap bisnis perusahaan," katanya.
Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Haryono Tjahjarijadi mengatakan kebijakan bank sentral cukup meyakinkan bagi dunia usaha yang membutuhkan kredit.
Menurutnya, upaya mempertahankan suku bunga acuan mencerminkan otoritas menginginkan adanya suku bunga murah terkait kredit.
"Setidaknya ada keyakinan dalam menjaga suku bunga. Memang, BI Rate tetap itu bukan menjadi indikator penurunan suku bunga kredit. Namun demikian, ada harapan ke depannya suku bunga kredit berada pada level rendah," katanya.
Dia mengatakan perbankan memiliki peran penting dalam menunjang ekspansi dunia usaha melalui penyaluran kredit.
Kebutuhan kredit dari kalangan dunia usaha, lanjutnya, juga berpeluang terus membesar ke depannya.
Dia mengatakan BI Rate yang tetap pada level 5,75% menandakan kondisi ekonomi dalam negeri masih terhitung kondusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel