Foxconn Tambah Pekerja, Sedang menyiapkan IPhone Baru?

Bisnis.com,16 Apr 2013, 00:23 WIB
Penulis: M. Taufikul Basari

BISNIS.COM, TAIPEI--Foxconn Technology Group, produsen produk elektronik pesanan terbesar di dunia, kembali merekrut karyawan untuk pabriknya di China. Kabar beredar perekrutan itu untuk membuat iPhone pesanan Apple Inc.

Menurut sumber Bloomberg yang tak mau disebut namanya para pekerja telah direkrut di pabrik Foxconn di Zhengzhou, China timur, selama sebulan terakhir. Penerimaan karyawan ini mengakhiri pembekuan perekrutan yang dikenakan pada Februari.

Sumber itu menyebutkan para pekerja tambahan akan merakit perangkat baru serta model yang ada. Penambahan ini adalah atas permintaan Apple untuk meningkatkan kapasitas.

Kehadiran iPhone teranyar bisa membantu Apple mendapatkan kembali pangsa pasarnya setelah beberapa model smartphone terbaru dirilis secara global pada kuartal ini oleh Samsung Electronics Co dan HTC Corp.

Menurut perkiraan analis Bloomberg, Apple yang mencatat rekor pengiriman iPhone pada kuartal keempat 2012, kemungkinan membukukan pertumbuhan penjualan paling lambat sejak 2009 pada kuartal pertama tahun ini.

Dengan kapasitas saat ini pabrik Foxconn di Zhengzhou mempekerjakan sekitar 250.000 hingga 300.000 orang. Hal itu dikatakan sendiri oleh Liu Kun, juru bicara perusahaan yang berbasis di Taipei.

Sayangnya, Liu Kun menolak mengatakan berapa banyak karyawan baru yang ditambahkan. Dia menolak untuk mengomentari produk yang tengah dikerjakan atau pun kliennya.

Demikian juga dengan Carolyn Wu, juru bicara perwakilan Apple yang berkantor di Beijing, yang menolak untuk berkomentar.

Wall Street Journal melaporkan Foxconn telah mempekerjakan 10.000 pekerja perakitan satu minggu sejak akhir Maret.

Apple tercatat menjual 47,8 juta iPhone pada kuartal pertama 2013, yang merupakan suatu rekor penjualan. Itu terjadi setelah rilis iPhone 5 pada kuartal sebelumnya.

Sejumlah analis Bloomberg memprediksi penjualan Apple dapat naik +8,8% menjadi US$42,6 miliar pada kuartal kedua, paling lambat sejak September 2009. (Bloomberg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Endot Brilliantono
Terkini