EKPLORASI MIGAS: IPA Minta Split Untuk Kontraktor Lebih Menarik

Bisnis.com,18 Apr 2013, 20:39 WIB
Penulis: Ismail Fahmi

BISNIS.COM, JAKARTA--Indonesia Petroleum Association (IPA) meminta split untuk production sharing contract (PSC) disesuaikan agar tetap menarik bagi investor untuk melakukan eksplorasi di blok minyak dan gas bumi (migas).

President IPA Lukman Mahfoedz mengatakan kegiatan ekplorasi migas di dalam negeri sudah harus merambah Indonesia bagian timur yang sebagian besar cadangan migasnya di laut dalam. Karenanya, butuh investai yang lebih tinggi dengan risiko yang lebih tinggi juga.

"Eksplorasi beberapa tahun mendatang kan di Indonesia bagian timur dan itu di deep water. Investasinya kan lebih tinggi, jadi splitnya juga harus lebih menarik," katanya di Jakarta usai konferensi pers Konveks IPA ke-37, Kamis (18/4).

Lukman mengungkapkan penyesuaian split untuk PSC juga perlu dilakukan agar investor mau menggarap enhanced oil recovery (EOR) di dala negeri. Pasalnya, pengembangan EOR memerlukan teknologi, kemampuan ahli yang tinggi, serta modal yang besar.

Sayangnya, Lukman masih enggan mengungkapkan berapa besar split yang diinginkan perusahaan pemegang PSC. "Hal itu akan di bahas di konveks IPA, karena nanti ada 113 makalah teknis yang disusun oleh profesional untuk di bahas," jelasnya.

Menurutnya, Indonesia saat ini butuh investasi besar untuk mempertahankan produksi migas. Saat ini saja, produksi minyak dalam negeri mencapai 840.000 barel oil per day.

Saat ini, sudah ada Lapangan West Seno di Selat Makasar dengan kedalaman 1.200 meter yang telah beroperasi. Lapangan tersebut merupakan lapangan laut dalam pertama di Indonesia. Rencana pengembangan lapangan ini disetujui pada September 1999.

Selain itu, tiga proyek laut dalam lain yang tengah dikembangkan yaitu Indonesia Deep Water Development (IDD) di Selat Makasar yang digarap Chevron, Lapangan Abadi di Blok Masela milik Inpex Masela Limited, dan Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau yang dikelola Eni Muara Bakau. (if)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini