BURSA NEGARA BERKEMBANG: Indeks Acuan Terseret Harga Komoditas

Bisnis.com,18 Apr 2013, 06:12 WIB
Penulis: Achmad Aris

BISNIS.COM, LONDON--Bursa saham negera berkembang pada perdagangan Rabu (17/4/2013) ditutup melemah ke level terendah dalam 4 bulan yang dipimpin oleh penurunan saham energi karena penurunan harga komoditas.

Penurunan saham-saham komoditas tersebut terjadi mulai dari Brazil hingga Rusia.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Emerging Markets ditutup turun 0,8% ke level 1.001,10 di New York. Tembaga anjlok terbesar dalam 16 bulan karena IMF memangkas proyeksi untuk PDB China kemarin sementara harga minyak mentah anjlok ke posisi terendah dalam 4 bulan.

Rand melemah 0,7% terhadap dollar AS dan obligasi Afrika Selatan menguat karena inflasi Maret lebih rendah dari perkiraan para ekonom.

Saham OAO Gazprom, produsen migas terbesar di Rusia, tergelincir ke level terendah sejak Maret 2009. Indeks Bovespa merosot terdalam di antara indeks acuan di negara-negara berkembang karena saham OGX Petroleo & Gas Participacoes SA, produsen minyak yang dimiliki oleh miliarder Eike Batista, turun 11%.

Sementara itu, saham KGHM Polska Miedz SA anjlok 7,3% di Warsaw karena pelemahan harga tembaga, mendorong indeks Polandia WIG20 turun ke level terendah 7 bulan.

"Komoditas telah dalam kecenderungan menurun untuk sementara waktu dan itu dipercepat dengan PDB China," kata Walter Todd, Kepala Investasi Greenwood Capital Associates LLC di Greenwood seperti dikutip Bloomberg. "Pemotongan perkiraan IMF tentu tidak membantu," ujarnya.

Indikator saham sektor energi dan meterial dalam MSCI Emerging Markets tercatat turun terdala di antara 10 sektor industri lainnya.

Indeks MSCI emerging markets telah turun 5,1% sepanjang tahun ini, tertinggal penaikan 6,1% indek MSCI World dari saham-saham negara maju. Indeks negara-negara berkembang ditransaksikan pada PER 10,4 kali lebih rendah dibandingkan dengan indeks MSCI World sebanyak 13,7 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini