TEKNOLOGI INFORMASI Harus Dimanfaatkan Bank untuk Menangkan Persaingan

Bisnis.com,23 Apr 2013, 19:27 WIB
Penulis: Miftahul Ulum

 

BISNIS.COM, JAKARTA-Perbankan dituntut mengintegrasikan beragam layanan melalui sistem informasi terpadu untuk memudahkan transaksi, transparansi hingga deteksi tindak kejahatan ekonomi.

Dosen Senior Singapore Management University Gayathri Dwaraknath menguraikan perbankan menghadapi pasar yang sangat kompleks saat ini. Konsumen, produk, segmen pasar, kompetitor, regulasi dan tuntutan efisiensi dihadapi industri keuangan.

"Tantangannya saat ini bagaimana membangun sistem teknologi terkait dengan perubahan itu," jelasnya di sela-sela The Asian Banker Summit 2013 di Jakarta hari ini, Selasa (23/4/2013).

Kecenderungan pasar, lanjut dia, berubah pula seiring perkembangan teknologi di luar perbankan.

Survei Asosiasi Perbankan Amerika pada 2010 mendapati 4% responden usia 18 tahun sampai 34 tahun cenderung menggunakan ponsel untuk transaksi.

Adapun di usia 35-54 tahun preferensi transaksi via ponsel 2% dan usia lebih dari 55 tahun sebesar 2%.

Secara kumulatif, preferensi pengunaan transaksi via ponsel 3%, Internet banking 36%, cabang perbankan 25%, anjungan tunai mandiri 15% dan sisanya dari telepon serta email.

Kecenderungan itu, menurut Dwaraknath, harus direspons dengan membangun sistem integrasi sistem. Layanan perbankan melalui cabang, anjungan tunai mandiri, internet dan ponsel harus diintegrasi.

Di sisi lain, perusahaan harus membangun pusat data pembayaran, keamanan, sistem manajemen dan sistem pencucian uang terpadu. Operasi terintegrasi juga harus meliputi dana simpanan, kartu kredit, pinjaman sampai investasi.

Integrasi layanan dengan sistem teknologi tujuannya a.l efisiensi dan memudahkan operasional. Meski demikian teknologi tak lantas bisa menghilangkan langkah standar, seperti verifikasi nasabah.

"Saat menyetujui pinjaman tidak hanya bisa dengan klik, tapi ada proses. Kita tidak bisa memotong prosedur," ujarnya mengingatkan.

MA Nang Laik, Ketua Magister Teknologi Informasi, Singapore Management University, menguraikan sejumlah negara saat tak hanya mengintegrasikan data internal. Mereka juga menganalisis data eksternal guna mendekati dan membuat keputusan manajerial yang tepat.

Seorang bankir asal Indonesia yang memiliki layanan transaksi elektronik beragam mengaku integrasi sistem baru dirintis di Indonesia. Seperti dilakukan pihaknya, tahun lalu baru dibentuk sistem antifraud.

Melalui sistem itu, kata dia, transaksi mencurigakan nasabah melalui anjungan tunai, internet banking, ponsel hingga kartu kredit bisa dideteksi. "Kami belum bisa paparkan hasil evaluasinya karena ini baru dibangun pertengahan tahun lalu," jelasnya sembari meminta namanya tak dipublikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini