BISNIS.COM, JAKARTA -- Selain menyetujui penerbitan obligasi Juni 2013, pemegang saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) juga menyetujui rencana penerbitan saham baru (rights issue) pada semester II/2013 dengan target Rp2 triliun.
“Pemegang saham telah menyetujui rencana perseroan untuk menerbitkan obligasi Juni nanti dan rights issue 10% dari sisa saham yang disetujui untuk dilepas,” ujar Direktur Keuangan Garuda Handrito Hardjono usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Jumat (26/4).
Garuda Indonesia masih memiliki peluang untuk melepaskan 10% saham baru kepada publik. Langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu alternatif untuk menambah kebutuhan anggaran belanja modal tahun ini.
“Kami akan kombinasikan antara pinjaman, obligasi, dan rights issue. Kami kan masih ada 10% lagi yang dapat dilepas. Harga saham juga kan sudah membaik, tetapi kami masih harus melihat kondisi pasar modal dulu,” ujarnya.
Dia mengatakan rights issue menjadi salah satu pilihan pendanaan untuk memperkuat modal perseroan.
Seperti diketahui, saat ini sekitar 20% saham perseroan telah beredar di publik. Penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) perseroan dilakukan Februari 2011.
Raupan dana yang ditargetkan dari penerbitan surat utang sebesar Rp2 triliun, sedangkan rights issue juga ditargetkan mampu meraup dana segar Rp2 triliun.
Dalam rencana penerbitan obligasi Juni 2013 mendatang, perseroan telah menunjuk dua penjamin emisi (underwriter), yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Bahana Securities.
Sementara itu, pihaknya juga sedang melakukan persiapan dalam rencana penerbitan saham baru yang dijadwalkan bisa terealisasi semester II tahun ini.
“Kami mau [merealisasikan rights issue] tahun ini, tapi bisa saja mundur. Yang penting, perseroan telah menerima persetujuan dari pemegang saham,” katanya.
Dana dari rights issue ini akan digunakan sebagian untuk membayar pesawat yang akan datang tahun ini sebanyak 24 unit, sedangkan sisanya untuk modal kerja lainnya.
Sebagai kelanjutan dari program pengembangan armada, tahun ini Garuda akan mendatangkan 24 armada baru yang terdiri dari empat unit Boeing 777-300 ER, tiga unit Airbus A330, 10 unit Boeing 737-800NG, dan tujuh unit Bombardier CRJ1000 NextGen.
Selain itu, anak usahanya Citilink akan mendatangkan 16 armada baru yang terdiri dari 11 unit A320-200 dan 5 unit ATR-72.
Dengan demikian, Garudaakan mengoperasikan 104 armada, sedangkan Citilink sebanyak 35 armada hingga akhir tahun sehingga total keseluruhan mencapai 139 armada.
“Garuda akan mengoperasikan sebanyak 194 pesawat pada 2015,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel