HEADLINE HARI INI: Ketidakpastian Kenaikan Harga BBM Jadi Pilihan Media

Bisnis.com,29 Apr 2013, 07:17 WIB
Penulis: R Fitriana

BISNIS.COM, JAKARTA—Kepastian tentang kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang hingga kini belum jelas menjadi pilihan sejumlah media cetak sebagai fokus utama pemberitaan pada hari ini, Senin (29/4/2013).

Rencana beleid

Maju mundur, itulah kesan yang tertangkap dari rencana bleid dua harga bahan bakar (BBM) bersubsidi yang rencananya akan diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhir Mei.

Setelah menggebu-gebu berencana kenaikan harga BBM bersubsidi untuk mobil, Presiden SBY melempar sinyal bahwa kebijakan dua harga BBM bersubsidi tak akan diambil jika risikonya besar.(Kontan)

Harga CPO

Valuasi saham sektor agribisnis berdasarkan price to earnings ratio (PER) pada awal 2013 menjadi yang terendah selama 4 tahun terakhir, menurut analis Departemen Riset Finance Today.

Tren penurunan harga komoditas, terutama minyak sawit mentah (cruide palm oil/CPO), menekan kinerja fundamental emiten produsen CPO, sehingga investor cenderung mendiskon saham-saham emiten  tersebut.(Indonesia Finance Today)

Investasi langsung

Indonesia masih menajdi magnet investasi global, baik untuk investasi langsung maupun portofolio.

Meski begitu, indonesia bisa ditinggalkan investor bila pemerintah tidak mampu menjaga iklim investasi dan memberikan kepastian hukum, termasuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dan subsidi bahan bakar minyak (BBM).(Investor Daily).

Arus modal

Derasnya arus modal asing masuk (capital inflow) dalam bentuk investasi portofolio yang mencapai Rp33,8 triliun selama Januari hingga minggu kedua April 2013 (year to date).

Menurut sejumlah pengamat, dapat berbahaya bagi ekonomi Indonesia yang saat ini lagi dirundung defisit neraca perdagangan belakangn ini.(Neraca).

Insentif riset

Selama ini pemerintah cenderung memberikan insentif untuk bahan bakar minyak dari pada untuk riset menemukan inovasi pengelolaan energi terbarukan,.

Alokasi dana penelitian Indonesia hanya sekitar 0,1% dari produk domestic bruto.(Kompas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini