KERJA SAMA PERDAGANGAN: Perjanjian Dengan 4 Negara Eropa Molor

Bisnis.com,02 Mei 2013, 19:09 WIB
Penulis: Riendy Astria

BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah tidak mau gegabah soal perjanjian kerja sama perdagangan dengan empat negara Eropa yang tergabung dalam European Free Trade Assosiation (EFTA).

Pasalnya, pemerintah menginginkan negara yang ingin menjalin kerja sama dengan Indonesia tidak hanya mencari pasar, tetapi harus menjadikan Indonesia basis produksi.

Direktur Kerjasama Industri Wilayah I dan Multilateral Kemenperin Harjanto mengatakan investasi merupakan faktor yang paling penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, pihaknya meminta negara yang ingin menjalin kerja sama dengan Indonesia tidak hanya mengincar pasar Indonesia, tetapi harus menanamkan investasi.

"Ini juga yang diharapkan terjadi dalam kerja sama antara Indonesia dengan empat negara Eropa yang tergabung dalam EFTA," ujarnya.

Hingga kini, rencana kerja sama melalui negosiasi perjanjian Indonesia-EFTA Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IE-CEPA) masih belum putus. Padahal, perundingan CEPA RI-EFTA sudah dimulai sejak 2010, bahkan sudah melewati beberapa kali perundingan.

“Negosiasi antara Indonesia dan empat negara itu sudah sampai putaran keenam [enam pertemuan]. Khusus untuk trade in goods (perdagangan dalam barang) kelihatannya tidak maju, soalnya ada gap terlalu besar. Mereka maunya cepat, kita bilang nanti dulu,” kata Harjanto di Kantor Kemenperin, Kamis (2/5/2013).

Menurutnya, tingkat pembangunan antara Indonesia dan negara-negara Eropa tersebut berbeda atau bisa dikatakan tidak sejajar. “Pasar kita besar, pasar mereka kecil. Mereka masuk ke negara kita mudah, kita masuk ke sana sulit. Makanya, investasi dari mereka sangat penting,“ lanjutnya.

Pihaknya menginginkan agar kerja sama ditingkatkan dengan investasi. Setidaknya, liberalisasi ini menghasilkan keuntungan juga untuk Indonesia sehingga memajukan daya saing industri di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini