TKI SERBU KANADA: Permintaan Terus Meningkat

Bisnis.com,05 Mei 2013, 11:16 WIB
Penulis: Ismail Fahmi

BISNIS.COM, TORONTO--Tenaga kerja Indonesia (TKI) dari kalangan pembantu rumah tangga dan pekerja perkebunan mulai menyerbu Kanada, karena permintaan terus meningkat dan cukup besar warga muslim di Provinsi Toronto.

"Awalnya, banyak warga Hong Kong dan Taiwan yang pindah ke Toronto. Pembantunya yang WNI dibawa serta pindah ke sini. Di kemudian hari, PRT Indonesia itu pindah ke majikan yang lain di Toronto. Mulailah mereka merekrut teman-temannya yang sudah kerja di Hong Kong, Taiwan maupun yang masih di Indonesia untuk bekerja di Toronto atau provinsi lainnya di Kanada," kata Kepala Konjen RI Julang Pujianto, di Toronto, Minggu (5/5)

Menurut Konjen, di Kanada para pembantu rumah tangga bisa pindah ke majikan lain, berbeda dengan peraturan di negara lain seperti di Malaysia, Singapura, Hongkong dan Taiwan.

Selain itu, gaji pembantu di Kanada jauh lebih besar dibandingkan negara-negara penerima TKI lainnya. Standar gajinya setara Rp100.000 per jam.

"Itulah yang mendorong PRT di Kanada menarik teman-temannya yang bekerja di Hongkong, Taiwan atau di Indonesia untuk bekerja di sini," kata Julang.

"Di Kanada, perlindungan tenaga kerja sangat kuat. Di sini ada larangan pembantu bayar transportasi dari Indonesia ke Kanada. Pokoknya tidak boleh ada beban biaya kepada pembantu," tegas Konjen.

PRT Indonesia di Kanada umumnya berhasil mengambil hati majikannya. Hal itu terbukti banyak majikan yang suka dengan kinerja PRT Indonesia karena mereka rajin, patuh pada majikan dan aturan, serta tidak banyak komplain, tambah Julang Pujianto.

Apalagi, banyak warga Toronto yang muslim. Mereka menginginkan pembantu dari Indonesia yang muslim. Sedangkan selama ini, pasar pembantu diisi oleh warga Filipina.

"Jadi Kanada tidak akan lama lagi kebanjiran PRT Indonesia karena permintaannya semakin besar dari tahun ke tahun," kata Julang Pujianto. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini