PERBANKAN: Laba Bersih Bank Sulselbar Naik 28,61%

Bisnis.com,06 Mei 2013, 15:20 WIB
Penulis: M. Taufikul Basari

BISNIS.COM, MAKASSAR--PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) membukukan laba bersih Rp81,16 miliar selama triwulan I/2013, naik 28,61% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama 2012.

Peningkatan laba itu sejalan dengan naiknya pendapatan bunga Rp18,92 miliar menjadi Rp268,5 miliar selama 3 bulan pertama 2013 dibandingkan dengan periode yang sama 2012.

Efisiensi bank daerah ini terlihat dari penurunan beban bunga dari Rp89,40 miliar para triwulan I/2012 menjadi Rp66,18 miliar pada rentang 3 bulan tahun ini.  Hal itu terungkap dalam laporan keuangan Bank Sulselbar yang dirilis pada Senin (6/5) di Harian Bisnis Indonesia.

Sementara itu, pendapatan operasional selain bunga mengalami penurunan -26,45% menjadi Rp16,36 miliar dari kuartal I/2012 yang mencapai Rp22,24 miliar. Adapun beban operasional justru naik 16,33% menjadi Rp106,31 miliar dibandingkan triwulan I/2013.

Tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) mengalami perbaikan. NPL gross turun menjadi 1,35% pada Maret 2013, lebih baik daripada posisi tahun lalu yang mencapai 2,12%. Sejalan dengan itu, NPL net juga turun menjadi 0,47% dari semula 0,60%.

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat terlihat dari angka return on asset (ROA) per Maret 2013 sebesar 4,82% dibandingkan dengan Maret 2012 sebesar 3,87%.

Adapun return on equity (ROE) Bank Sulselbar naik menjadi 26,35% per Maret 2013 dibandingkan posisi Maret tahun lalu sebesar 24,75%.

Bank Sulselbar menaikkan net interest margin (NIM) dan menekan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). NIM Bank Sulselbar berada pada 10,38% per maret 2013, meningkat daripada posisi Maret 2012 sebesar 8,72%.

Adapun posisi BOPO berada pada 60,86%, lebih baik daripada Maret tahun lalu yang berada pada 67,03%. Bank yang dipimpin ellong Tjandra ini mencatat kenaikan aset signifikan sebesar Rp2,29 triliun selama 3 bulan. Posisi aset per Maret 2013 tercatat Rp9,86 triliun, tumbuh 30,41% dari posisi Desember 2012.

Perusahaan dikabarkan tengah meminta pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten menambah penyertaan modal sebagai upaya peningkatan penyaluran kredit produktif hingga mencapai 60%. Pasalnya penyaluran kredit produktif membutuhkan alokasi modal tinggi, mengingat risiko yang kompleks dari kredit konsumtif. (M. Taufikul Basari)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini