HARGA MINYAK: WTI Naik Paska Serangan Jet Tempur Israel ke Suriah

Bisnis.com,07 Mei 2013, 07:20 WIB
Penulis: Yoseph Pencawan

BISNIS.COM, NEW YORK--Harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) naik pada Senin (Selasa pagi WIB).

Kenaikan itu terjadi setelah serangan udara Israel ke Suriah yang menimbulkan kekhawatiran baru tentang meningkatnya ketegangan di kawasan kaya minyak Timur Tengah.

Kontrak berjangka utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, ditutup pada 96,16 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, naik 55 sen dari tingkat penutupan Jumat.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, melonjak 2,61 dolar AS dari penutupan Jumat menjadi menetap di 105,46 dolar AS di Intercontinental Exchange di London.

"Pasar kembali bergerak naik karena kekhawatiran di Timur Tengah -- dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Suriah," kata Bill Baruch dari iiTrader.com.

Sebuah sumber senior Israel mengkonfirmasikan kepada AFP bahwa negara Yahudi itu telah melakukan sebuah serangan pajar di lokasi di luar Damaskus pada Minggu, serangan kedua dalam 48 jam, yang keduanya telah menargetkan senjata-senjata yang diperuntukkan bagi Hizbullah Lebanon.

Menanggapi serangan itu, pejabat Suriah memperingatkan bahwa "rudal-rudal siap" untuk membalas.

Harga minyak mundur dari lonjakan awal karena tidak ada balas dendam langsung dari Suriah atau Iran, "hanya retorika biasa," kata John Kilduff dari Again Capital.

Bagi para pedagang, "tampaknya situasi tetap tegang," katanya.

Tim Evans dari Citi Futures menunjukkan bahwa Suriah maupun Israel memiliki produksi atau ekspor minyak yang signifikan.

Kilduff mencatat "sedikit aksi ambil untung" di New York setelah kenaikan tajam pada Jumat didorong oleh laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan untuk April, yang menginspirasi harapan pertumbuhan lebih kuat di konsumen energi terbesar dunia itu.

WTI telah naik 4,58 dolar AS selama dua sesi perdagangan sebelumnya.

"Brent menguat pada umumnya karena kekhawatiran dari Timur Tengah," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Others
Terkini