BANK INDONESIA: Tantangan Inflasi Kian Berat

Bisnis.com,08 Mei 2013, 12:58 WIB
Penulis: Sri Mas Sari

BISNIS.COM, JAKARTA—Bank Indonesia melihat tantangan inflasi pada waktu mendatang cukup berat karena volatilitas harga pangan yang meningkat belakangan ini.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan gejolak harga pangan terjadi, antara lain karena ketidakmenentuan iklim, dan ketidakdinamisan pasokan di pasar global.

“Ini diperparah pula oleh hambatan distribusi, infrastruktur yang belum efisien dan pelaku ekonomi yang berburu keuntungan," katanya dalam rapat koordinasi nasional Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2013, Rabu (8/5/2013).

Bank Sentral, lanjutnya, melakukan sejumlah langkah kebijakan, seperti mitigasi risiko pada sisi produksi dan distribusi serta mengelola ekspektasi inflasi untuk meredam gejolak harga di daerah.        

Darmin menyebutkan langkah awal menyelesaikan kendala struktural di daerah dilakukan dengan tiga program.

Pertama, penguatan cadangan pangan daerah melalui percepatan penerapan sistem resi gudang.

Kedua, memperluas akses informasi harga bagi masyarakat.

Ketiga, meningkatkan kesepahaman bersama terhadap pentingnya kerja sama daerah dalam stabilisasi harga.  

Meskipun terjadi deflasi 0,1% pada April, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi tahunan 5,57% atau lebih tinggi dari asumsi APBN 2013 sebesar 4,9%.

Khusus kelompok bahan makanan, inflasi pada April (year on year) mencapai 11,91%. (mfm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini