Dubes AS ke Mamuju Terkait Uranium?

Bisnis.com,14 Mei 2013, 20:31 WIB
Penulis: Fajar Sidik

BISNIS.COM, MAMUJU - Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Ismail Zainuddin menyampaikan kunjungan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel ke Mamuju, tida ada kaitannya dengan penemuan potensi tambang uranium.

"Lawatan Dubes AS bersama rombongannya bukan membahas terkait adanya potensi tambang uranium yang terletak di daerah Takandeang, Kecamatan Tappalang, Mamuju. Tetapi, kedatangan untuk program `Green Prosperity Project` atau proyek kemakmuran hijau yang akan dibiayai AS," katanya di Mamuju, Selasa (14/5/2013).

Menurutnya, rombongan Dubes AS berada di Mamuju selama dua hari hanya membahas terkait program penghijauan lingkungan, energi terbarukan dan program kerjasama pendidikan.

"Ini harus kita luruskan karena selama ini ada kesan bahwa kedatangan Dubes AS bersama rombongan karena melirik potensi cadangan tambang uranium di Mamuju," ungkap Sekprov.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Sulbar ini menyampaikan, program "Green Prosperity Project" ini hanya dua provinsi yakni Sulbar dan Jambi.

Dia menyampaikan, total dana investasi pemerintah AS yang akan digulirkan mencapai US$600 juta atau sekitar Rp5,7 triliun.

Sementara itu Kepala Bappeda Sulbar, Prof. Akbar Thahir menyampaikan, program "Green Prosperity Project" ini akan berlangsung selama lima tahun.

"Tahun ini hanya ada dua kabupaten di Sulbar yang akan mendapatkan bantuan yakni Mamuju dan Mamasa. Namun, jika pelaksanaan dapat mencapai sesuai target maka tiga kabupaten lain di Sulbar mendapatkan peluang yang sama," ujarnya.

Dia menuturkan program ini merupakan sistem yang dibuat oleh Millenium Challange Corporation (MCC) yang kemudian mendapatkan penganggaran dari pemerintah AS.

Akbar menyebutkan ada beberapa jenis sasaran program yang akan dilaksanakan yakni "Green Prosperity Project" sebesar US$332,5 juta, community based health and nutrition to reduce stunting project atau proyek kesehatan dan gizi senilai US$131,5 juta, dan proyek modernisasi pengadaan US$50 juta, serta kegiatan gender senilai US$5 juta.

"Program ini bisa berhasil apabila pemerintah daerah, LSM dan masyarakat berpadu dalam melaksanakan program ini," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini