KECELAKAAN LION AIR: KNKT Rekomendasikan Kaji Ulang Sistem Pelatihan Pilot

Bisnis.com,16 Mei 2013, 09:49 WIB
Penulis: Ismail Fahmi

BISNIS,COM, JAKARTA--Laporan awal Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tentang peristiwa mendaratnya pesawat Lion Air di laut di dekat Bandara Ngurah Rai, 13 April lalu, merekomendasikan pengkajian ulang  sistem  pelatihan pilot maskapai tersebut.

Laporan awal KNKT yang dirilir  Kamis (16/5), menyebutkan  salah satu rekomendasi keselamatan adalah agar PT Lion Mentari Airlines mengkaji kebijakan dan prosedur risiko mengenai perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting.

Selain itu, rekomendasi lainnya adalah agar PT Lion Mentari Airlines memastikan bahwa para pilot benar-benar dilatih secara memadai selama program pelatihan awal dan berkelanjutan atau terus-menerus sehubungan dengan perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting.

KNKT juga merekomendasikan agar PT Lion Air menekankan pilot akan pentingnya mematuhi dengan prosedur pendekatan peralatan yang telah diterbitkan tentang ketinggian minimal ketika rujukan visual tidak dapat dilakukan pada ketinggian minimal tersebut.

KNKT dalam penemuan awalnya terkait dengan kecelakaan penerbangan tersebut juga menyebutkan kondisi pesawat laik terbang dan semua kru memiliki sertifikat medis dan izin yang valid.

Sementara itu, pakar dokter penerbangan, Wawan Mulyawan dalam keterangan tertulisnya mengatakan  beberapa hal yang kemungkinan dapat memperbaiki kondisi "human factor" di Lion Air adalah mengoptimalkan pelatihan keadaan kritis dengan penggunaan simulator.

"Dengan membeli ratusan pesawat dari Boeing, tentunya optimalisasi simulator pesawat sangat penting artinya bagi Lion," kata Wawan.

Menurut dia, Lion Air juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Dr Saryanto milik TNI AU di Jakarta, untuk pelatihan berbagai optimalisasi kondisi fisik dan fisiologi penerbangan para kru perusahaan itu. (Antara/ir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini