MAHASISWA FRESH GRADUATE: Minim Kemampuan untuk Siap Kerja

Bisnis.com,28 Mei 2013, 05:42 WIB
Penulis: Bambang Supriyanto

BISNIS.COM, JAKARTA -- Konsultan Psikologi Kassandra Putranto mengatakan mahasiswa fresh graduate atau lulusan baru hanya memiliki kemampuan dengan persentasi 25% untuk siap bekerja.

"Tidak semua mahasiswa fresh graduate langsung siap berdapatasi kerja bila minim pengalaman," kata Kassandra Putranto dalam acara kuliah umum "Sukses Menghadapi Wawancara Kerja" di Universitas Mercu Buana, Jakarta, Senin (27/5).

Oleh karena itu, Kassandra mengatakan jika mahasiswa perlu memperbanyak melakukan praktik kerja atau magang untuk menambah kemampuan.

Sehingga, ketika bekerja di suatu perusahaan akan cepat beradaptasi dan mudah melakukan pekerjaan. "Selain itu juga membaca buku atau lainnya sebagai memenuhi informasi tentang skill kemampuan kerja mahasiswa itu," katanya.

Kassandra menambahkan, sejatinya mahasiswa untuk tidak terlalu banyak menyebar lamaran pekerjaan karena termasuk pemborosan. Melainkan, fokuskan pada perusahaan yang sesuai dengan skill mahasiswa itu.

Saat dilakukan interview oleh bagian personalia, seyogyanya memberikan kesan terbaik dengan penampilan yang sopan dan sikap yang ramah.

Terkait penawaran gaji atau honor, Kassandra menuturkan, untuk lulusan baru biasanya nilainya antara Rp2,5 Juta sampai Rp3 Juta.

Namun, bila ia telah memiliki kemampuan terhadap skill dan terbukti selama magang maka bisa melakukan negosiasi. "Tunjukan kemampuan diri dengan pengalaman dan skill karena akan mempengaruhi nilai pendapatan," ujarnya.

Kepala Pusat UMB Career dan Training Center, Wahyu Hari Haji mengatakan, untuk memberikan peningkatan dan faktor keberhasilan mahasiswa dalam mendapatkan pekerjaan maka dilakukan beberapa pembelajaran.

Seperti halnya penanaman soft skill yang memiliki nilai persentasi 20 persen. Etika dan budaya kerja dengan menyiapkan wadah training atau pelatihan kepada mahasiswa. "Untuk training, kita masukan ke dalam kurikulum sehingga semua mahasiswa merasakannya," katanya.

Pembelajaran lainnya, yakni pelatihan psikotes, teknik wawancara hingga komunikasi langsung dengan berbagai narasumber dalam kuliah umum. "Jadi, mental mahasiswa sudah dibentuk sejak dini," tukasnya.

Wahyu Hari Haji pun menuturkan biasanya mahasiswa yang gagal dalam wawancara kerja yakni karena faktor grogi. "Grogi muncul karena tidak menguasai skill yang dimiliki dan minim pengalaman," katanya. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini