BISNIS.COM, KUTA -- Pemimpin Wilayah BNI Denpasar Suwaluyo memperkirakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak berdampak memperlambat pengucuran kredit untuk pembelian properti di Bali.
"Bisnis properti akan terpengaruh dengan kenaikan BBM karena jika ada kenaikan harga, maka masyarakat akan fokus kepada pemenuhan kebutuhan yang lebih medesak, seperti sandang dan pangan," katanya, Selasa (28/5).
Selain itu masyarakat yang berpenghasilan tetap akan melakukan perhitungan untuk menyesuaikan kondisi sehingga dapat mengurang daya beli, katanya.
Penurunan kredit untuk properti itu hanya terjadi sementara dan setelah kebijakan tersebut diterapkan kondisinya akan kembali normal.
"Kami perkirakan penurunan kredi tersebut masih sangat kecil sekitar 2 persen," ujarnya.
Kondisi yang sama diperkirakan akan terjadi pada penyaluran kredit terhadap usaha kecil dan menengah, kata dia.
Suwaluyo mengatakan, meskipun ada rencana kenaikan BBM tidak mempengaruhi target pertumbuhan penyaluran kredit dan dana pihak ketiga pada tahun ini sebesar 30 persen.
Sementara Pengamat Ekonomi Ida Bagus Raka Suardana menilai pertumbuhan sektor properti di Bali pada tahun ini akan terus mengalami peningkatan.
Hal itu disebabkan kebutuhan akan tempat tinggal, seperti perumahan dan tempat berusaha semakin tinggi.
"Sektor ini saya perkirakan meningkat sekitar 12-15 persen pada tahun ini. Sebab, kebutuhan masyarakat akan properti terutama rumah sangat tinggi seiring meningkatnya jumlah penduduk," katanya. (Antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel