BISNIS.COM, MAKASSAR - Perbankan dan operator telekomunikasi masih kurang menyosialisaikan layanan mobile banking kepada nasabah guna menghindari kemungkinan kejahatan, padahal tren pertumbuhan penggunanya sangat tinggi di Indonesia.
Hidayat Nahwi Rasul, Komisioner Komisi Informasi Sulsel, mengatakan bank dan operator telekomunikasi yang mereguk keuntungan dari aktivitas mobile banking sudah seharusnya lebih intensif sosialisasi guna mencegah kejahatan menimpa konsumen.
"Karakter masyarakat yang ceroboh bisa berbahaya, seperti sembarangan menyimpan user name dan password," katanya dalam acara diskusi 'Mobile Banking untuk Mempermudah Aktivitas Bisnis" pada Rabu (29/5/2013).
Dia menjelaskan ke depan pengguna mobile banking akan semakin tinggi karena tren global menunjukkan hal itu. Sebagai contoh, di AS pengguna mobile banking yang pada 2010 hanya 10 juta nasabah, tahun ini telah mencapai angka 53 juta.
Di Indonesia sendiri, lanjut Hidayat, jumlah telepon seluler mencapai 230 juta dan merupakan pasar potensial bagi perbankan untuk menawarkan layanan mobile banking.
Soal kurangnya sosialisasi mobile banking juga diungkapkan Rahmatika Sari Dewi, entrepreneur yang juga pengguna mobile banking. "Selama ini saya pelajari sendiri soal mobile banking, belum pernah diberi informasi dari bank maupun operator telekomunikasi," ujarnya.
Sementara itu, Head of Sumapapua PT Indosat Tbk Dodik Ariyanto meyakini pengguna mobile banking sendiri akan tumbuh tinggi. "Untuk semua operator, hampir semuanya tumbuh 30%-50%, terutama di wilayah urban," jelasnya.
Akan tetapi, dirinya menolak menyebutkan angka pelanggan Indosat pertumbuhan pengguna mobile banking, yang memanfaatkan mobile banking di Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sumapapua).
Sementara itu, Deputi Direktur Bank Indonesia Wilayah I Sulampua Gusti Rizal Eka mengatakan mobile banking diatur BI dalam regulasi soal jaringan kantor. Hal itu mendukung konsep branchless banking yang membuat bank dapat melakukan layanan kepada nasabah tanpa harus membuka kantor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel