Harga Minyak WTI Naik 1,6%, Stok Minyak AS Turun

Bisnis.com,29 Mei 2013, 09:16 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri

BISNIS.COM, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mendekati harga tertinggi dalam seminggu, sementara data minyak mentah AS diduga menunjukkan penyusutan.


Adapun negara-negara pengekspor minyak mentah (OPEC) diperkirakan akan tetap mempertahankan kuotanya dalam pertemuan minggu ini, menurut dua delegasi negara tersebut.

Volume perdagangan berjangka sedikit berubah di New York setelah diterpa 4 hari penurunan kemarin setelah tingkat kepercayaan konsumen naik ke level tertinggi dalam 5 tahun.

Sebuah laporan dari Energy Information Administration besok diduga menunjukkan suplai minyak berkurang hingga minggu ketiga sekaligus merupakan penurunan terlama tahun ini, menurut survei Bloomberg News.

Sementara (OPEC) akan menetapkan kuota produksinya sebesar 30 juta barel per hari pada pertemuan di Wina 31 Mei ini, menurut dua delegasi OPEC yang tidak mau disebutkan namanya karena keputusan itu belum final.

Harga minyak WTI untuk pengiriman Juli sebesar US$94,96 per barel atau turun 5 sen di bursa New York Mercantile Exchange pada pukul 9:19 pagi waktu Sydney atau pukul 7.19 WIB.

Seluruh volume kontrak yang ditransaksikan 85% di bawah rata-rata 100 hari. Kontrak tersebut naik 86 sen menjadi US$95,01 kemarin. Harga naik 1,6% bulan ini setelah turun 3,9% selama April.

Minyak Brent untuk pembayaran Juli naik US$1,61, atau 1.6% menjadi US$104,23 per barel di bursa ICE Futures Europe kemarin.

Cadangan minyak mentah AS diduga turun 750.000 barel Minggu lalu setelah perusahaan minyak meningkatkan produksi bensin sebelum liburan Memorial Day.

Sewmentara itu, eksportir minyak terbesar dunia, Arab Saudi, puas dengan kondisi pasar saat ini, menurut Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi.
“Permintaan sangat tinggi,” ujarnya sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (29/5/2013).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini