PENAIKAN HARGA BBM: Biaya Produksi Sektor Industri Hanya Naik 2%

Bisnis.com,06 Jun 2013, 14:18 WIB
Penulis: Riendy Astria

BISNIS.COM, JAKARTA--Kalangan pengusaha memperkirakan dampak kenaikan biaya distribusi terhadap biaya produksi industri akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi paling tinggi hanya sekitar 2%.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang rencananya akan diberlakukan pemerintah pada minggu ketiga bulan ini tidak akan berdampak signifikan pada kegiatan industri. Paling tidak, ada sedikit kenaikan biaya distribusi yang berpengaruh pada cost production sekitar 0,5 % - 2 %.

“Soalnya kan selama ini, untuk kegiatan produksinya industri juga sudah menggunakan BBM industri/internasional, bukan BBM bersubsidi. Namun, paling tidak ada kenaikan biaya distribusi, sedikit, karena masih ada industri yang transportasi menggunakan solar bersubsidi,” kata Franky ketika dihubungi Bisnis, Kamis (6/6/2013).

Dia menjelaskan, komponen BBM untuk distribusi/transportasi dalam kegiatan industri adalah sekitar 30 %. Jadi, bila kenaikan solar bersubsidi sebesar 22 % (dari Rp4.500 menjadi Rp5.500), paling tidak akan ada kenaikan sekitar 7%.

“Tapi dampak ke harga jual tidak akan lebih dari 2 %, ya paling tidak sekitar 0,5% - 2%,” tambahnya.

 Adapun untuk industri makanan dan minuman, pihaknya memperkirakan, memang akan ada kenaikan yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan industri yang lain. Pasalnya, kegiatan distribusi merupakan komponen utama dalam industri mamin. “Kalau ada kenaikan sampai 2 %, paling tidak industri mamin bisa 2,1% - 2,2%,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini