KRISIS SURIAH: Austria Pulangkan Pasukan Dari Dataran Tinggi Golan

Bisnis.com,07 Jun 2013, 03:51 WIB
Penulis: News Writer

BISNIS.COM, WINA- Austria akan menarik pasukannya dari misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Dataran Tinggi Golan, kata pemerintah, Kamis, setelah para pemberontak Suriah secara singkat merebut perlintasan di garis gencatan senjata Israel-Suriah.

"Berkaitan dengan itu, menteri pertahanan mengatakan bahwa keikutsertaan tentara Austria pada misi UNDOF tidak lagi bisa dilakukan karena masalah militer," kata Kanselir Austria Werner Fayman dan Wakil Kanselir Michael Spindelegger dalam sebuah pernyataan.

Kondisi di lapangan telah secara signifikan memburuk dalam beberapa minggu terakhir ini dan "kebebasan untuk bergerak di wilayah tersebut sudah tidak ada lagi," kata mereka.

Ancaman bagi prajurit-prajurit Austria telah mencapai tingkat yang sudah tidak bisa diterima. Kejadian-kejadian pagi ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi alasan yang bisa diterima untuk menunggu dan melihat perkembangan.

Mereka menambahkan, "Keamanan dalam bergerak dan memasok pasukan kami di Golan sudah tidak bisa lagi dijamin." Spindelegger, yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri, telah menyampaikan kepada Sekretaris Jenderap Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon soal keputusan Wina, kata pernyataan itu.

Menteri Pertahanan Gerald Klug mengatakan penarikan pasukan akan memerlukan waktu dua hingga empat pekan dan bisa dimulai sesegera mungkin pada Selasa. "Waktu yang realistis (untuk mulai menarik pasukan, red)," katanya dalam jumpa pers.

Kementerian pertahanan sedang bekerja sama dengan departemen operasi penjaga perdamaian PBB untuk menetapkan rencana penarikan secara tertib.

Austria, yang bersikap netral, telah mengambil bagian dalam Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UN Disengagement Observer Force/UNDOF) di Dataran Tinggi Golan sejak misi PBB itu dimulai tahun 1974.

Austria saat ini merupakan salah satu negara penyumbang pasukan terbesar, yaitu sejumlah 380 prajurit. Negara-negara lainnya yang menyumbang pasukan untuk misi berkekuatan 1.000 prajurit tersebut termasuk Filipina, India, Maroko dan Moldova.

Para pemberontak yang melawan pasukan yang loyal kepada Damaskus pada Kamis secara singkat menguasai satu-satunya persilangan di sepanjang garis gencatan senjata Israel-Suriah di Dataran Tinggi Golan sebelum pasukan pemerintah menguasai kembali persimpangan itu, demikian dikatakan sumber-sumber Israel serta koresponden AFP.

Di Manila, militer Filipina mengatakan salah satu prajuritnya yang bertugas dengan pasukan perdamaian PBB UNDOF mengalami luka-luka di kaki karena terkena pecahan peluru. Sejumlah pasukan perdamaian asal Filipina juga diculik oleh para pemberontak dalam bulan-bulan terakhir ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini