INSIDEN FREEPORT: Tim Investigasi Pemerintah Masih Tunggu Laporan

Bisnis.com,07 Jun 2013, 21:36 WIB
Penulis: Inda Marlina

BISNIS.COM, JAKARTA - Tim investigasi independen dari Pemerintah untuk mengkaji area pertambangan akibat insiden pelatihan tambang Big Gossan milik PT Freeport Indonesia masih menunggu laporan lanjutan.

Tim investigasi yang diketua oleh ahli pertambangan ITB Ridho Wattimena tersebut masih melakukan tinjauan teknis dan wilayah. Untuk tinjauan ini, tim tersebut akan melakukan kajian di seluruh wilayah tambang di Indonesia.

Dirjen Mineral dan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia Thamrin Sihite mengatakan tim investigasi belum menemukan kesimpulan. "Hingga saat ini belum ada kesimpulan. Tim baru melakukan tinjauan struktur batuan dan tempat," ujarnya di Jakarta, Jumat (7/6/2013).

Pemerintah memperkirakan tim tersebut akan menyelesaikan tinjauan dalam waktu 3 bulan untuk seluruh wilayah tambang bawah tanah di Indonesia. Namun., dia mengatakan kesimpulan akan lebih cepat lebih baik sebelum waktu yang ditargetkan.

Data tim investigasi masih menunggu dikumpulkan. Pembahasan mengenai hal ini menurut Thamrin masih alot. Argumentasi tim investigasi harus jelas karena posisi keruntuhan tempat kejadian cukup luas, yaitu sekitar 250 km.

Thamrin mengatakan pihaknya akan memanggil tim independen investigasi dan dari Freeport untuk memberikan laporan. Selain meninjau tempat pelatihan Big Gossan, Thamrin mengatakan tim juga akan memeriksa tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ) yang juga mengalami kecelakaan.      

Dia mengatakan pemerintah dan tim investigasi tidak berorientasi pada waktu, tetapi mereka berorientasi pada hasil.

Pelatihan tambang Big Gossan yang runtuh pada 14 Mei 2013 menelan korban sebanyak 28 orang. Kejadian tersebut menghentikan seluruh produksi Freeport baik tambang bawah tanah maupun tambang terbuka. Setelah insiden itu, pada 31 Mei 2013 kecelakaam terjadi di wilayah tambang bawah tanah DOZ. Insiden tersebut menelan satu korban. (mfm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini