MIGAS: KTI Punya Lumbung Gas 174 Triliun Kubik

Bisnis.com,11 Jun 2013, 17:18 WIB
Penulis: Inda Marlina

BISNIS.COM, JAKARTA—Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat potensi hipotetik cadangan minyak dan gas di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebesar 174 trillion cubic feet (tcf) untuk gas dan sekitar 68 miliar barel untuk minyak.

Ketua Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumbar Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar mengatakan pihaknya yakin bahwa Kawasan Timur Indonesia  merupakan lumbung migas.

"Kami yakin karena di beberapa cekungan tersebut masih satu sistem dengan cekungan Australia Utara. Indonesia Timur memang belum banyak disentuh, masih dikembangkan untuk tempat lain," ujarnya di Jakarta hari ini, Selasa (11/6/2013).

Selama ini, blok minyak di wilayah Indonesia Timur, terutama Papua baru ditemukan di Blok Tangguh, Teluk Bintuni yang dioperasikan oleh British Petroleum dan Blok Salawati yang di operasikan oleh PT PHE Pertamina-PetroChina Kepala Burung Ltd.

Sukhyar mengatakan, pihaknya optimis bahwa cadangan migas lebih besar di wilayah Papua bagian selatan, perbatasan dengan Papua Nugini. Dia mengatakan tempat-tempat yang berpotensi antara lain cekungan Aksi Megah, Sahul, Arafura, dan Iwul.

Badan Gelologi Kementerian ESDM menggalakkan penelitian dan menyebarkan data informasi mengenai data survei untuk pertambangan. Data-data yang mereka sajikan merupakan paparan dasar dari geosains untuk mengetahui tempat yang berpotensi untuk dieksploitasi.

Terkait dengan hal kompeten atau tidak data yang dimiliki oleh Badan Geologi, Sukhyar mengatakan pihaknya tetap melakukan penataan. Misalnya untuk data migas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan  Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menerima data dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kemudian diteruskan ke Pusat Data dan Informasi (Pusdatin).

Badan Geologi berperan sebagai tempat pengintegrasian dari data-data tersebut. Data yang masih ada merupakan data mentah, untuk diberikan pada pelaku usaha, Badan Geologi akan mengolah dan menelaah lagi sehingga bisa dipresentasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini