Curah Hujan Tinggi, Hortikultura Gawat

Bisnis.com,11 Jun 2013, 08:49 WIB
Penulis: News Editor

BISNIS.COM, KULON PROGO--Tingginya curah hujan akibat perubahan iklim yang terjadi di Daerah Kulon Progo, Yogyakarta membuat beberapa tanaman hortikultura seperti jagung, kedelai, dan melon mengalami kerusakan.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo Bambang Tri mengatakan perubahan iklim berdampak pada kondisi tanaman holtikultura, baik jagung, kedelai, maupun melon.

"Kami akan melakukan pendataan kerusakan tersebut. Kondisi curah hujan yang cukup tinggi sampai awal Juni sangat berpengaruh terhadap tanaman hortikultura, seperti kedelai yang pertumbuhannya terancam terhambat,” katanya, Selasa (11/6/2013).

Menurutnya, petani secara tanggap membuat parit atau drainesa untuk mengurangi kerugian karena perlambatan ini karena tanaman melon sangat rawan terhadap genangan air. "Kalau tanaman melon tergenang dalam waktu 2 hingga 3 hari, tanaman ini akan layu dan tidak berproduksi," jelasnya.

Bambang juga menjelaskan bahwa pihaknya akan mengadakan pendataan lapangan dan inventarisasi melalui petugas penyuluh pertanian dan Pemantau Organisme Pengganggu Tanaman (POPT). Hasil pendataan tersebut akan dilaporkan kepada pemerintah pusat agar mendapatkan bantuan puso.

Berdasarkan pendataan sementara, tercatat sedikitnya 40 ha lahan melon di wilayah Kecamatan Lendah yang mengalami dampak perubahan iklim ini. Selain itu, ada juga beberapa wilayah yang terindikasi mengalami nasib yang sama seperti daerah Panjaton, Temon, Galur, sebagian kecil Wates, dan Sentolo.

Camat Lendah Sumiran mengatakan terdapat sekitar 20-30 hektare tanaman melon terendam banjir akibat tingginya curah hujan yang terus mengguyur wilayah Lendah. Sebagian besar tanaman melon itu berusia satu bulan, tetapi ada juga yang sudah mulai berbuah.

Selain melon, ada juga tanaman lain seperti jagung dan kedelai yang juga terendam seluas 10-15 hektare.

"Banjir terjadi di lima desa yaitu Bumirejo, Wahyuharjo, Jatirejo, Gulurejo, dan Ngentakrejo. Akibat kejadian ini, diperkirakan petani mengalami kerugian hingga Rp60 juta,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: News Editor
Terkini