BISNIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia memproyeksi defisit transaksi berjalan pada triwulan II/2013 akan semakin melebar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena sesuai dengan pola musimannya.
“Kinerja ekspor masih tertekan karena lemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas dunia, sementara impor termasuk impor migas masih meningkat,” ujar Peter Jacob, Direktur Departemen Komunikasi BI, Kamis (13/6/2013).
Pada triwulan I lalu transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit 2,4% dari PDB atau sekitar US$5,3 miliar. Defisit transaksi berjalan tersebut menyusut dibandingkan dengan akhir 2012.
Meski demikian Peter mengatakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II/2013 diperkirakan membaik karena surplus yang cukup besar di transaksi modal dan finansial, setelah mengalami defisit di triwulan sebelumnya.
“Surplus TMF didukung oleh aliran masuk modal investasi langsung dan portofolio seiring dengan persepsi positif terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia ke depan,” ujarnya.
Dia mengatakan perekonomian Indonesia pada triwulan II/2013 akan bias ke batas bawah kisaran perkiraan sebelumnya sebesar 5,9%--6,1%, sejalan dengan melemahnya perekonomian global.
Berlanjutnya krisis di Eropa dan perlambatan ekonomi di China berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi global untuk semakin bias ke bawah.
Perkembang tersebut, tuturnya, berdampak pada terbatasnya pertumbuhan ekspor dan investasi di Indonesia, khususnya investasi non-bangunan.
“Sementara itu dorongan pertumbuhan terutama dari konusmis rumah tangga dan investasi bangunan diperkirakan masih cukup kuat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel