HEADLINE KORAN: Investasi Energi Nihil, Dana Asing akan Kembali

Bisnis.com,19 Jun 2013, 07:11 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri

BISNIS.COM, JAKARTA—Sejumlah media cetak hari ini, Rabu (19/6/2013), menyoroti isu porsi APBN Perubahan 2013 dan rendahnya serapan belanja pemerintah di samping optimisme di lantai bursa bahwa dana asing akan kembali.

Investasi Energi Nihil

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2013 tidak mengalokasikan sepeser pun tambahan anggaran untuk investasi bagi pengembangan energi alternatif. Padahal, alasan utama revisi anggaran dilakukan adalah persoalan besarnya subsidi bahan bakar minyak (Kompas)

APBN Baru Minim Stimulus Ekonomi

Sesuai target, pemerintah dan DPR menuntaskan pembahasan APBN Perubahan 2013 dalam sebulan. Kini, pemerintah tinggal melaksanakan APBN Perubahan ini agar bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi tahun ini (Kontan).

“Pemerintah Tidak Tegas dalam Bersikap”: Kinerja Kementerian dan Lembaga (K/L) lagi-lagi jeblok. Pasalnya, berdasarkan laporan Kementerian Keuangan hingga 7 Juni 2013, serapan belanja pemerintah baru 32,2% atau senilai Rp542 triliun. Idealnya, menjelang semester I-2013, anggaran tersebut harus minimal terserap 42% atau Rp707 triliun dari total APBN 2013 yang sebesar Rp1.683 triliun (Neraca).

Penghematan Capai Rp97,8 Triliun

Penaikan harga BBM bersubsidi memangkas subsidi BBM tahun 2013 sebesar Rp97,8 triliun menjadi Rp199,85 triliun. Sedangkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) kepada 15,5 juta rumah tangga hanya menelan dana Rp9,3 triliun. Pemerintah memiliki cukup dana dari hasil penghematan subsidi BBM untuk membiayai infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Penaikan harga premium dan solar bersubsidi yang akan diumumkan pekan ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian (Investor Daily)

Dana Asing akan Kembali

Pelaku industri pasar modal asing optimistis dana investor asing yang ditarik dalam satu bulan terakhir akan kembali  masuk ke pasar saham domestik. Investor asing akan kembali setelah melakukan penyesuaian terhadap sejumlah sentimen negatif karena potensi tetumbuhan ekonomi Indonesia masih positif (Indonesia Finance Today).   

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini