EFISIENSI PERBANKAN Terkendala Likuiditas dan Inflasi

Bisnis.com,24 Jun 2013, 16:49 WIB
Penulis: Donald Banjarnahor

BISNIS.COM, JAKARTA–Peningkatan efisiensi perbankan nasional akan menghadapi kendala pada tahun ini karena ketatnya kompetisi antar bank akibat persaingan pengelolaan likuiditas dan kenaikan tekanan inflasi.

Ketatnya kompetisi antar bank tersebut didorong oleh rasio intermediasi (LDR) perbankan yang semakin tinggi. Hingga April 2013, posisi LDR perbankan nasional mencapai 8,5,6% yang merupakan rekor tertinggi selama ini.

Peningkatan LDR terjadi secara terus menerus dalam beberapa tahun terakhir akibat tingginya penyaluran kredit, sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lebih rendah. Hingga April, kredit tumbuh 21,88%, sementara DPK hanya naik 16,12%.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan alternatif pendanaan bagi bank dari pasar modal dan industri keuangan non bank juga mengalami pelambatan signifikan. Kondisi tersebut akan memacu bank menaikan suku bunga simpanan dalam menjaga pengelolaan likuiditas.

Selain itu, juga ada faktor tekanan inflasi akibat kenaikan tariff listrik, upah minimum dan bahan bakar minyak. “Hal itu menyebabkan kompentisi makin berat dan upaya peningkatan efisiensi menjadi terkendala,” ujarnya dalam rapat dengan pendapat dengan Komisi XI DPR Senin (24/6/2013).

Seusai rapat, Halim mengatakan bank sentral masih terus memantau perkembangan pasar guna melihat respon perbankan terhadap kenaikan BI Rate dan LPS Rate 25bps. “Ada beberapa bank yang sudah melakukan kenaikan. Ada juga dalam rangka menjaga pangsa pasarnya itu tidak menaikkan,” ujarnya.

Kalau dengan kenaikan BI rate dan LPS itu maka mereka menaikan suku bunga kajian, ada beberapa bank yang sudah menaikan atau belum. kami belum lihat lagi karena masih dikaji lagi.

Tingkat efisiensi perbankan nasional terus membaik hingga April 2013 yang tercermin pada rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Posisi BOPO pada April menyentuh 75,33%, turun dibandingkan dengan setahun lalu 76,78%.

“Meskipun demikian, masih terdapat sejumlah bank terutama pada kelompok buku 1 [modal inti di bawah Rp1 triliun] yang masih memiliki BOPO di atas rata-rata industri,” tuturnya.

Peningkatan efisiensi perbankan juga tercermin pada tren penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK). Rerata SBDK turun 88 basis points (bps) untuk kredit konsumsi, 41bps untuk modal kerja dan 35bps untuk investasi.

 “Secara umum efisiensi perbankan nasional semakin membaik, namun perlu didorong agar dapat lebih efisiensi sehingga dapat menurunkan biaya kredit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini