EKONOMI INDONESIA: Pemerintah Pesimistis Bisa Tumbuh Tinggi

Bisnis.com,24 Jun 2013, 16:55 WIB
Penulis: Sri Mas Sari

Chatib Basri

BISNIS.COM, JAKARTA – Pemerintah pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional pada 2014 akibat kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve yang mengurangi stimulus moneter.

Otoritas fiskal meyakini perekonomian nasional memiliki kecenderungan tumbuh di batas bawah kisaran 6,4%-6,9% yang dipatok dalam kerangka asumsi makro 2014.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan kebijakan The Fed yang memangkas quantitative easing (QE) melalui pengurangan pembelian obligasi akan berdampak terhadap situasi global, termasuk Indonesia, yang tercermin dari tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan pasar uang dalam beberapa waktu terakhir.

“Kami melihat probabilitas batas bawah ini lebih besar dibanding batas atas kisaran pertumbuhan itu,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR, Senin (24/6/2013).

Pemerintah melihat sumber pertumbuhan ekonomi 2014 masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh lebih cepat akibat pemilihan umum, pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan (MP3KI) dan pemberian gaji ke 13 serta pensiunan pokok bagi TNI/Polri.

Pertumbuhan ekonomi pun didorong oleh investasi seiring kebijakan insentif fiskal bagi industri bahan baku setengah jadi (intermediate goods), penghiliran di bidang industri perkebunan dan tambang, dan realisasi Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Selain itu, permintaan global akan sedikit lebih baik dibanding 2013  sehingga memacu pertumbuhan ekspor pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini