BISNIS.COM, BANDUNG-Industri asuransi jiwa di Indonesia terus memaksimalkan penggarapan pasar asuransi mikro bagi kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk memperluas jangkauan nasabah serta mempercepat pertumbuhan industri.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan pihaknya optimistis penggarapan asuransi mikro ini akan berkembang luas karena nominal pembayaran preminya lebih ringan.
"Selama ini kalangan masyarakat berpenghasilan rendah belum tersentuh asuransi. Kami ingin mereka pun mendapatkan perlindungan," kata Hendrisman, Rabu (26/6/2013).
Dia menjelaskan penetrasi industri asuransi jiwa terhadap PDB saat ini masih di kisaran kurang dari 2%. Sedangkan terhadap total populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 239 juta jiwa, baru sekitar 4%.
Asuransi jiwa selama 2012 tumbuh sebesar 30% dengan nilai premi menembus Rp102 triliun dengan total aset mencapai Rp600 triliun. Adapun pertumbuhan selama semester I/2013 belum bisa dikalkulasikan.
Menurutnya, perkembangan industri asuransi di Indonesia masih rendah dengan cakupan baru 11%, sedangkan Malaysia telah menembus 30%.
Untuk itu, industri asuransi mulai membidik segmen mikro yang yang penggarapannya bisa bermitra dengan lembaga keuangan mikro seperti bank perkreditan rakyat dan koperasi.
"Asuransi mikro ini memang didesain lebih sederhana dan murah agar terjangkau oleh mereka yang status ekonominya masih rendah. Premi yang harus mereka bayar cuma Rp5.000-Rp10.000 per bulan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel