BISNIS.COM, JAKARTA-Sebanyak 30 bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) masih terkendala proses administratif di Bank Indonesia.
Ketua Umum Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Indonesia) Jabodetabek Cahyo Kartiko menjelaskan sampai kini ada 30 BPRS yang akan hadir di masyarakat dan masih terkendala dalam proses administrasi BI dan pihak terkait.
"Jumlah BPRS saat ini ada 158 BPRS dan nanti akan bertambah 30 bank lagi. Namun untuk jumlah BPRS terbanyak berada di Jawa Tengah dan Yogjakarta," jelasnya, Kamis (26/6).
Belajar dari pengalaman 2 BPRS yang ditutup yakni di Jawa Timur dan Jawa Barat, kini Asbisindo sedang mendorong adanya lembaga pengayom yang nantinya membantu untuk manajerial dan sistem keuangan.
Saat ini ada BPRS di Sumatera dalam tahap pengawasan khusus dan sedang berkonsolidasi. Hal itu disebabkan oleh kelalaian pengurus, ketidakpahaman dalam regulasi, serta transaksi fiktif. Biasanya BPRS dalam pengawasan khusus memiliki NPL (non perfoming financing) diatas 50%," ucapnya.
Total aset BPRS nasional per Mei 2013 sebanyak Rp5 triliun. Wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi) menguasai aset BPRS sekitar 40%.
Dia menjelaskan persaingan di pasar pembiayaan saat ini cukup berat. Pertumbuhan pembiayaan masih diatas 20%. Pembiayaan nasional per Mei mencapai Rp4,3 triliun dengan pertumbuhan 20%. Namun untuk aset BPRS yang diatas Rp100 miliar jumlahnya tidak dibawa 10 BPRS.
NPF nasional saat ini berada pada angka 10%.(Novita Sari Simamora)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel