Konsumsi Semen Melambat, Apakah Disebabkan Jelang Pemilu?

Bisnis.com,03 Jul 2013, 16:32 WIB
Penulis: Riendy Astria

BISNIS.COM, JAKARTA--Permintaan semen dalam negeri yang terus menurun membuat pemerintah khawatir. Kini, pemerintah tengah mengkaji penyebab merosotnya konsumsi semen tahun ini.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan konsumsi semen sejak Januari sampai saat ini memperlihatkan perlambatan.

Di satu sisi importasi justru meningkat, tetapi di sisi lain pasar dalam negeri melambat dan ada penambahan kapasitas yang cukup banyak.

“Memang masih tumbuh dan tidak negatif, cuma tidak seperti yang diperkirakan. Saya tidak mengerti apa sebabnya, seharusnya tidak seperti ini, kok penurunannya begini ya,” kata Panggah ketika ditemui di kantornya, Rabu (3/7/2013).

Saat ini, lanjut Panggah, pemerintah berusaha mencermati penyebab dari perlambatan konsumsi semen ini.

“Spekulasi saya ini menjelang pemilu mungkin ya, ini spekulasi sekali tapi. Intinya, saya masih belum tahu, di luar perkiraan kita,” tambahnya. Seharusnya, kata Panggah, permintaan semen meningkat seiring dengan fokusnya pemerintah untuk membangun infrastruktur. Namun, kenyataan tersebut tidak terlihat.

Padahal, konsumsi baja, yang juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur meningkat drastis. “ Ya mungkin memang ada persamaannya, tapi volume tidak selalu sama, nanti saya cermati ya soal semen ini.”

Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengaku belum bisa berkomentar banyak mengenai hal ini. Menurutnya, dia akan berkomentar setelah melakukan pertemuan dengan pihak Kementerian Perindustrian dan anggota asosiasi untuk membicarakan hal ini.

“Saya akan bicara nanti ya kalau sudah ada data semester 1 supaya lebih komprehensif. Mengenai konsumsi, masih seperti komentar saya dua minggu lalu, permintaan semen memang tidak sesuai harapan, di luar Jawa sangat merosot,” kata Widodo ketika dihubungi Bisnis.

Misalnya, pada Mei ini konsumsi semen di Sumatera menurun 3%, Kalimantan menurun 7%, dan Indonesia Timur (Maluku dan Papua) menurun 9%, sedangkan Sulawesi tidak ada pertumbuhan atau penurunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini