Anomali Cuaca, Target Produksi Garam 1,8 Juta Ton Terancam Meleset

Bisnis.com,03 Jul 2013, 20:05 WIB
Penulis: Ana Noviani

BISNIS.COM, JAKARTA --Target produksi garam tahun ini berisiko tidak tercapai, karena tahun ini musim kemarau diproyeksi hanya berlangsung selama 2 bulan.
 
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad menuturkan pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi garam dari program pemberdayaan usaha garam rakyat (Pugar) sebanyak 1,8 juta ton pada 2013. Namun, tingginya curah hujan diproyeksi mengganggu proses produksi.
 
"Ada sinyal dari Badan Informasi Geospasial (BIG), tahun ini musim hujan sangat panjang dan kemarau tidak lebih dari 2 bulan. Jadi tahun ini masa produksi kita sangat sempit," ujarnya di DPR, Rabu (3/7).
 
Sudirman menuturkan sedang memerinci sequence musim kemarau, sehingga pemerintah dapat melakukan intervensi secara spesifik berdasarkan data tersebut.
 
Proyeksi tingginya curah hujan tersebut, lanjutnya, membuat pemerintah harus melakukan penyesuaian terkait alokasi dana yang dikucurkan dalam program Pugar. Adapun anggaran untuk Pugar dialokasikan sebesar Rp75 miliar.
 
"Anggaran Pugar jangan dicairkan dulu karena masih musim hujan sedangkan fokusnya selama ini adalah pengelolaan tambak garam di lapangan," tuturnya.
 
Dengan curah hujan yang tinggi, Sudirman menilai sebaiknya komposisi anggaran Pugar diarahkan untuk pembangunan gudang dan mesin pengolah skala kecil.
 
"Tahun lalu volume produksi naik karena Pugar fokus untuk memperbaiki pengelolaan tambak. Tapi kan kemarin Sumenep sempat banjir," kata Sudirman.
 
Pada 2012, produksi garam nasional mencapai 2 juta ton. Produksi tersebut lebih tinggi dari konsumsi yang sebesar 1,4 juta ton, sehingga terdapat surplus garam sebanyak 600.000 ton.
 
Adapun pada 2013 dan 2014 target produksi garam ditetapkan sebesar 1,8 juta ton dan 3,3 juta ton.
 
"Tahun depan kita targetkan swasembada garam baik untuk garam konsumsi maupun garam industri. Ini permintaan Wapres di akhir masa kepemimpinannya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini