Duo Korea Sepakat Bangun Kembali Zona Industri Bersama

Bisnis.com,07 Jul 2013, 19:25 WIB
Penulis: Winda Rahmawati

BISNIS.COM, SEOUL—Korea Utara dan Korea Selatan sepakat untuk membuka kembali kawasan industri bersama, termasuk fasilitas pemeriksaan, setelah dua rival itu menggelar pertemuan maraton yang berlangsung lebih dari 16 jam guna menyusun rencana.

Perundingan damai di desa Panmunjom ini diadakan untuk menemukan cara memulai kembali pengoperasian kawasan industrial Kaesong. Desa Panmunjom sebelumnya merupakan tempat gencatan senjata ditandatangani saat konflik Korea pada 1950-1953.

Korut sebelumnya menutup kompleks pabrik pada April, dengan menarik semua pekerjanya yang berjumlah 53.000 orang, dan melarang perusahaan Korsel memasok barang melalui perbatasan ,akibat puncak ketengangan duo semenanjung Korea itu.

"Korut dan Korsel akan menggelar pertemuan beriktunya pada 10 Juli di kawasan industri dalam rangka memulai kembali pengoperasian, mencegah penangguhan pengoperasian di masa depan, dan menormalisasi kawasan secepat mungkin setelah kedua pihak siap melakukannya," kata ketua Delegasi Korea Selatan Suh Ho, seperti dikutip Reuters, Minggu (7/7/2013).

"Kami terkesan bahwa Korut sangat berseda memecahkan masalah Kaesong dan sedang berupaya keras,"

Di bawah perjanjian itu, dan juga pertemuan berikutnya, kedua belah pihak akan melaukan pemeriksaan fasilitas pada Rabu nanti dan mempersilahkan para pengusaha Korea mengambil barang jadi dan bahan baku.

Kantor berita Korut KCNA juga melaporkan perjanjian itu pada Minggu.

"Korut dan Korsel akan memastikan bahwa bisnis di KIZ akan memulai kembali, tergantung pada persiapan mereka," tulis KCNA.

Upaya kedua belah pihak dalam dialog pada bulan lalu gagal di tengah perdebatan sengit atas protokol.

Awal tahun ini, Korut mengancam serangan dengan nuklir dan rudal lainnya untuk melawan Korsel dan Amerika Serikat setelah PBB menjatuhkan penangguhan sanksi atas uji coba nuklir Korut yang ketiga pada Februari lalu.

Pembukaan kembali proyek Kaesong itu dipandang sebagai pertemuan kepentingan politik demokratis Korsel— yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia— dan kepentingan ekonomis Korut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini