SUKU BUNGA BANK: Bakal Naik 0,25%-0,50%, Didahului Bunga KPR

Bisnis.com,07 Jul 2013, 06:18 WIB
Penulis: News Editor

BISNIS.COM, BANDUNG-Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) memperkirakan suku bunga kredit perbankan mengalami kenaikan sekitar 0,25%-0,50 hingga akhir 2013 sebagai respons atas kenaikan inflasi.

"Bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) akan naik duluan," kata Ketua Perbanas Sigit Pramono dalam diskusi e-commerce sebagai solusi pembayaran perbankan di Bandung, Sabtu.

Ia menyebutkan suku bunga kredit perbankan untuk sektor usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) kemungkinan tidak naik karena saat ini sudah tinggi, yaitu mencapai di atas 10%.

Menurutnya, berbagai kondisi global dan dalam negeri menyebabkan adanya tekanan terhadap perekonomian domestik. Kenaikan harga minyak mendorong pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sehingga menyebabkan peningkatan inflasi. Sementara pelemahan ekonomi global menyebabkan melemahnya ekspor Indonesia.

Dia menjelaskan merespons kondisi tersebut Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2013 menjadi hanya 5,8%-6,2%. BI juga menaikkan suku bunga acuan atau BI rate dari sebelumnya 5,75% menjadi 6%. "Inflasi selama 2013 diperkirakan juga naik mencapai 7,2%".

Mengenai dampaknya kepada perbankan, Sigit mengatakan bahwa bank-bank pasti akan merevisi rencana bisnis bank (RBB) tahun 2013, termasuk suku bunga dan laba bank.

"Namun, dampaknya tidak akan terlalu besar, kemungkinan meleset dari target hanya lima persen saja".

Sementara itu mengenai nilai tukar rupiah yang melemah, dia mengimbau BI tidak perlu panik ketika nilai tukar rupiah mendekati Rp10.000 per dolar AS.

"Hapus kepanikan terkait dengan batas psikologis itu, kepanikan menimbulkan biaya yang sangat mahal".

Ia menyebutkan tersedotnya cadangan devisa sebesar US$7 miliar dari semula US$105 miliar menjadi US$98 miliar merupakan biaya mahal untuk menahan rupiah tetap di bawah Rp10.000 per dolar AS.(antara/yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini