MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berfluktuasi mendekati level tertinggi selama 2 hari setelah spekulasi pertumbuhan berkelanjutan di China akan meningkatkan permintaan bahan bakar.
Nilai kontrak berfluktuasi di New York setelah penaikan di minggu ketiga. Data dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan perekonomian China tumbuh sebesar 7,5% pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya.
Hal itu sesuai perkiraan ekonom, meski pertumbuhan produksi industri pada Juni melambat lebih dari yang diproyeksikan.
Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets di Sydney mengatakan, data China sangat beragam dan itulah mengapa respon pasar masih datar.
"Ada yang mendasari kekuatan fundamental komoditas energi. Kami masih melakukan tes harga di US$106 hingga US$108 untuk WTI," ujarnya seperti dikutip di Bloomberg hari ini, Senin (15/7/2013).
Nilai WTI untuk pengiriman Agustus berada pada US$105,97 per barel di New York Mercantile Exchange, naik 2 sen, pada Senin (15/7) pukul 13.16 waktu Singapura. Volume kontrak yang diperdagangkan adalah 8% di bawah rata-rata 100 hari.
Sementara itu, nilai minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 3 sen menjadi US$108,84 per barel di ICE Futures Europe Exchange, London. Adapun nilai untuk September naik 2 sen menjadi US$107,95.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel