Inflasi Juli: Pemerintah Jaga di Bawah 2%

Bisnis.com,17 Jul 2013, 14:50 WIB
Penulis: Sri Mas Sari

Bisnis.com, JAKARTA --Pemerintah menjaga laju inflasi bulanan di bawah 2% pada Juli kendati Bank Indonesia mengingatkan inflasi bisa mencapai 2,38% akibat dampak kenaikan harga BBM sekaligus pangan selama Ramadan.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kebijakan pemerintah mengamankan pasokan pangan dan menetapkan batas atas tarif angkutan bertujuan agar inflasi tidak melompat terlalu tinggi.

“Untuk inflasi akibat BBM saja, (andilnya) sudah 0,7% untuk Juli. (Andil) 0,3% sudah bulan kemarin. Second round-nya menyangkut volatile food, inilah yang kita dijaga. Kita kendalikan jangan terlalu jauh dari angka 1%,” katanya seusai rapat koordinasi stabilisasi pangan, Rabu (17/7/2013).

Pemerintah, lanjutnya, perlu mengendalikan inflasi bulanan di kisaran itu agar inflasi tahunan tak melampaui 7,2% sebagaimana dipatok dalam APBN-P 2013.

Seperti diketahui, pemerintah membuka kran impor beberapa komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga akibat penurunan pasokan, yakni cabai rawit, bawang merah dan daging sapi.

Pemerintah bahkan berencana menambah kembali kuota impor sapi potong karena penugasan kepada Bulog untuk mengimpor 3.000 ton daging sapi beku serta percepatan realisasi impor sapi bakalan belum signifikan menurunkan harga.

Data Kemenko Perekonomian menyebutkan harga daging sapi pada pekan ketiga Juli menurun dari pekan sebelumnya di 8 ibukota provinsi, tetapi belum cukup berarti.

Di DKI Jakarta, harga daging sapi turun dari Rp98.000 menjadi Rp96.000 per kg. Demikian pula di Bandung dari Rp106.000 menjadi Rp103.000 per kg, Semarang dari Rp81.000 menjadi Rp80.000 per kg. Hal serupa terjadi di Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan dan Makassar.

Sementara itu, cabai merah, minyak goreng dan tepung terigu tercatat masih mengalami kenaikan harga.

“Kami jaga suplai agar harga stabil sehingga menjaga konsumsi masyarakat karena ini juga sumber pertumbuhan ekonomi,” ujar Hatta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini