Pelemahan Rupiah Perlambat Kinerja Ekspor

Bisnis.com,18 Jul 2013, 16:47 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berisiko melambatkan kinerja ekspor Indonesia terutama yang bergerak di bidang industri manufaktur.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan hal ini disebabkan sebagian besar produksi sektor manufaktur nasional ditopang oleh bahan baku dari luar negeri.

 “Sebagian besar industri manufaktur menggunakan bahan baku impor. Mereka membeli dalam bentuk dolar AS sehingga bisa meningkatkan biaya produksi,” kata Sofjan kepada Bisnis, Kamis (18/7/2013).

Dia menambahkan industri yang dimaksud seperti industri makanan olahan, mi instan, alas kaki, dan obat-obatan. Impor bahan baku untuk industri mi instan mencapai hampir 100%, obat-obatan sebanyak 95%, dan alas kaki hingga 60%.

Kendati demikian, Sofjan berpendapat pelemahan nilai tukar rupiah bisa berdampak positif bagi eksportir komoditas sumber daya alam seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), karet, dan kakao.

Daya saing mereka, lanjutnya, akan semakin bertambah karena nilai ekspor yang dihasilkan akan semakin besar bila dikonversi ke rupiah. Terlebih, sebagian besar biaya produksi menggunakan mata uang Indonesia.

Pelemahan rupiah ini tidak hanya berpengaruh pada perdagangan internasional, tetapi juga dalam negeri. Banyaknya importasi yang dilakukan membuat industri dalam negeri tidak mampu bersaing.

Sofjan menjelaskan meskipu barang impor berisiko mengalami kenaikan, tetapi meningkatnya ongkos produksi dalam negeri menjadikan mereka sulit untuk bersaing pada sisi harga.

Padahal, industri dalam negeri masih dihadapkan pada kenaikan upah minimum provinsi, listrik, dan suku bunga.

Menurutnya, kondisi ini akan membuat industri nasional semakin tidak kompetitif.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini