Bisnis.com, Jakarta— Bank-bank di kawasan Jawa Timur mulai menaikkan bunga kredit pemilikan rumah setelah bank sentral mengerek suku bunga acuan menjadi 6,5%.
Namun, penyesuaian bunga kredit pemilikan rumah (KPR) tak sebesar kenaikan bunga acuan atau BI Rate yang dinaikkan oleh otoritas moneter sebesar 25 basis poin dan 50 basis poin dalam 2 bulan terakhir.
Kepala Kantor Kredit Konsumer PT Bank Central Asia Tbk Surabaya Eko Budiono menguraikan saat BI Rate naik 25 basis poin bunga flat KPR naik dari 7,5% menjadi 8%. Adapun, bunga mengambang pada akhir bulan lalu sebesar 11%.
”Kenaikan BI Rate kedua [50 basis poin] belum memengaruhi bunga kredit. Penyesuaian mungkin masih dibahas kantor pusat,” ungkapnya, Rabu (17/7/2013).
Namun, dia mengklaim kenaikan bunga acuan belum berdampak terhadap permintaan kredit. Pada semester I/2013 nilai KPR BCA Surabaya mencapai Rp2,1 triliun atau mencapai 65% dari target tahunan Rp4 triliun.
Pencapaian tersebut hampir sama dibandingkan dengan realisasi pada paruh pertama tahun lalu sebesar Rp2 triliun, tetapi target yang ditetapkan pada 2012
se besar Rp3,5 triliun. “Secara angka memang sama, tetapi secara persentase berbeda,” kata Eko.
Sementara itu, Pemimpin Bidang Consumer dan Ritel BNI Kantor Wilayah Surabaya Ryanto Wisnuardhy menguraikan KPR yang disalurkan pihaknya hingga Juni 2013 mencapai Rp3,4 triliun.
Menurutnya, kenaikan BI Rate baru terasa pada pembiayaan perumahan dalam 3 bulan mendatang seiring dengan ada rencana penaikan suku bunga kredit mengambang (floating rate).
”Kami prediksi ada penyesuaian bunga kredit 0,5% sampai 1%, sehingga nanti bunga floating di kisaran 13%,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Bagian Bisnis Ritel dan Program PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Surabaya Tjung Suharsono.
Menurutnya, bunga mengambang akan menjadi 12%, tanpa menyebutkan besaran kenaikan.
Namun, dia optimistis kenaikan bunga tidak akan mempengaruhi penyaluran KPR. “Kami prediksi tidak banyak berpe ngaruh karena porsi kami kecil, tapi bu nga kredit bisa naik
menjadi 12%.”
Sementara itu, BNI Cabang Malang optimistis penyaluran KPR pada tahun ini sesuai target meskipun ada kenaikan suku bunga acuan. Demikian juga terkait dengan rencana pemberlakuan rasio kredit terhadap nilai (loan to value/LTV) KPR secara progresif, tak akan berpengaruh besar terhadap permintaan kredit perumahan.
TARGET KREDIT
Pemimpin Cabang BNI Ma lang Herastuty Sidikirana mengutarakan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 6,5%, tidak akan menjadi penghalang terjadinya ekspansi kredit pada semester II/2013.
“Karena bunga kredit yang kami berikan tergolong murah dengan ratarata hanya 8,9%,” ujarnya, Rabu (17/7/2013).
Menurutnya, bisnis properti masih menarik untuk dibiayai. Selain permintaan masih tinggi, sambungnya, pasokan pro perti juga cukup banyak.
Selain itu, paparnya, segmen properti juga cukup beragam, mulai dari rumah sederhana, menengah, hingga mewah.“Yang lebih penting lagi, harga rumah di Malang masih belum bubble, masih wajar,” katanya.
Selain itu, terangnya, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) relatif rendah hanya 0,2%. Dengan demikian, lanjutnya, penyaluran kredit cukup berkualitas.
Faktor lain yang mendorong pertumbuhan KPR, karena realisasi penyaluran secara keseluruhan masih relatif kecil. Hingga akhir semester I/2013, penyaluran kredit BNI Malang mencapai Rp238 miliar, tumbuh 11,74% dalam 6 bulan pertama tahun ini.
Dari realisasi tersebut kontribusi kredit perumahan mencapai 60% dan sisanya multiguna. (ltc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel