IHSG Sepekan: Diprediksi Bergerak Support 4.557-4.605, Resisten 4.738-4.768

Bisnis.com,29 Jul 2013, 07:32 WIB
Penulis: Giras Pasopati

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini diperkirakan masih variatif, di mana kinerja emiten dan inflasi diharapkan mampu berimbas positif, sementara pelemahan rupiah yang berlanjut bisa memperburuk indeks.

Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, mengatakan pada perdagangan pekan sebelumnya IHSG merosot karena dihantam pelemahan rupiah. Menurutnya, untuk saat ini, pelaku pasar menunggu data kinerja emiten dan besaran inflasi.

“Data inflasi rencananya akan dirilis pada Kamis, [1/8]. Jika besarannya di atas ekspektasi, maka bisa menjadi katalis negatif bagi indeks,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (28/7).

Satrio pesimistis IHSG bisa menembus level 5.000 lagi pada semester kedua tahun ini.

 

Meski demikian, jika indeks terkoreksi, diharapkan koreksi tidak sampai di bawah level 4.500.  “Jika anjlok di bawah 4.500, maka support kedua berada di level 4.200 hingga 4.400.”

Reza Priyambada, Kepala Riset PT Trust Securities, mengatakan pergerakan IHSG selama sepekan lalu variatif dan cenderung melemah meskipun sempat menguat pada pertengahan pekan.

“Hal negatif mewarnai pergerakan IHSG selama sepekan kemarin seiring dengan berbagai sentimen yang ada. Selain itu, masih maraknya aksi profit taking juga turut membuat IHSG belum mampu ke­­luar dari zona negatifnya,” katanya, Sabtu (27/7).

Reza memperkirakan IHSG pada pekan ini berada pada rentang support 4.557-4.605 dan resisten 4.738-4.768.  Christandi Rheza Mihardja, analis PT Sinarmas Sekuritas, memproyeksikan indeks bergerak melemah di kisaran 4.616-4.690.

“Saham-saham yang dapat diperhatikan secara teknikal adalah BBCA, BBNI, PGAS, MAIN,” ujarnya, Sabtu (27/7).

Dari dalam negeri, lanjutnya, kekhawatiran akan defisit neraca berjalan dan pelemahan rupiah masih akan memberikan tekanan terhadap indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini