Bisnis.com, JAKARTA - Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia Tbk pada semester I/2013 mencapai Rp10,01 triliun atau tumbuh 16,3% dibandingkan dengan Rp8,61 triliun secara year on year.
Kinerja BRI semester I/2013
Indikator | Jumlah |
Aset | Rp461,14 triliun |
DPK | Rp439 triliun |
Kredit | Rp25,49 triliun |
LDR | 89,25% |
BOPO | 60,91% |
NIM | 8,08% |
CAR | 17,36% |
Sumber: BRI, 2013
Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni mengatakan pertumbuhan laba sepanjang 6 bulan pertama terdorong oleh pertumbuhan ekspansi kredit, kenaikan net interest income, dan fee based income.
"Selain itu, risiko kredit juga membaik dan peningkatan efisiensi menjadi penopang pertumbuhan laba," katanya hari ini, Selasa (30/7/2013).
Per semester I/2013, outstanding kredit BRI mencapai Rp391,77 triliun atau tumbuh 28,5% dibandingkan dengan Rp304,81 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Porsi terbesar penyerapan kredit BRI hingga paruh pertama tahun ini masih untuk sektor ritel yakni sebesr 37,3%, disusul porsi pinjaman mikro sebesar 31,16%.
Sementara itu, porsi pinjaman untuk Badan Usaha Milik Negara sebesar 16,67%, korporasi sebesar 10,12%, dan menengah 4,07%..
Mengutip laporan keuangan BRI, pos fee dan pendapatan operasional lain pada periode laporan itu tercatat sebesar Rp3,5 triliun atau tumbuh 13% dibandingkan Rp3,1 triliun secara year on year.
Sementara itu, net interest income sebesar Rp19,46 triliun atau tumbuh 13,4% dibandingkan dengan Rp17,15 triliun pada Juni 2013.
"Harus diakui, kondisi laba pada semester II kemungkinan tidak lebih baik dibandingkan dengan semester I. Tantangan naiknya biaya dana dan kondisi makro ekonomi akan mempengaruhi," katanya.
BRI memrediksikan pertumbuhan laba bersih sebesar 10%--15% hingga akhir tahun.
Dia mengatakan meskipun likuiditas di pasar akan semakin ketat, BRI tidak memiliki rencana menerbitkan obligasi untuk memupuk pendanaan dengan pertimbangan kondisi pasar yang belum kondusif.
Menurutnya, masih ada jalan lain memperoleh dana, seperti mengikuti lelang swap yang dibuka oleh Bank Indonesia.
Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah BRI Djarot Kusumayakti mengatakan pernyaluran kredit mikro sepanjang semester I/2013 tumbuh positif.
Per Juni 2013, outstanding kredit mikro bank pelat merah tersebut telah mencapai Rp122,1 triliun atau tumbuh 26,3% dibandingkan dengan Rp96,6 triliun secara year on year.
Dia mengatakan tren perbankan saat ini lebih fokus menggarap kredit mikro dan kecil untuk mengejar marjin. Pilihannya, sejumlah bank memutuskan mengalihkan porsi kredit korporasinya.
BRI, lanjutnya, melihat kondisi itu merupakan sinyal persaingan di pasar UMKM akan semakin ketat. Meskipun demikian, BRI mengaku siap bersaing di pasar tersebut karena telah melakukan persiapan matang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel