Krisis Mesir, Produsen Ban Nasional Kurangi Produksi

Bisnis.com,05 Agt 2013, 15:00 WIB
Penulis: Riendy Astria

Bisnis.com, JAKARTA--Krisis politik di kawasan Timur Tengah, khususnya Mesir, membuat produsen ban dalam negeri mengurangi produksi hingga 5%. Pasalnya, 30% ekspor ban Indonesia ditujukan ke negara tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengatakan sejak Februari lalu, sebagian produsen ban mulai mengurangi produksinya akibat krisis politik yang terjadi di Mesir.

Hal itu sangat berpengaruh mengingar 30% ekspor ditujukan ke Mesir. Secara keseluruhan, sekitar 80% produk ban nasional digunakan untuk kebutuhan ekspor.

“Kami mengurangi produksi sekitar 3%-5% karena Mesir krisis. Untungnya, pasar dalam negeri juga cukup lumayan menyerap produksi ban nasional,” kata Azis, Jumat (3/8/2013).

Dia berharap ketegangan di Mesir bisa cepat pulih lantaran sangat berpengaruh pada kegiatan ekspor Indonesia. “Kami harapkan September ini keadaan bisa membaik.”

Selain Mesir, sejumlah negara di Timur Tengah yang merupakan pasar potensial ban nasional juga menghadapi krisis politik terkait proses pergantian tampuk pimpinan negara yang juga menjadi salah satu penyebab ekspor ban mobil melorot.

Berdasarkan data APBI, total seluruh penjualan ban nasional selama Januari-Juni 2013 sebanyak 24,57 juta unit. Adapun volume ekspor 14,98 juta unit.

Sebagian kecil ban tersebut untuk kebutuhan pasar dalam negeri yaitu memenuhi kegiatan penggantian (replacement) sebanyak 6,63 juta unit dan industri otomotif (original equipment) mencapai 2,92 juta unit.

Dia menjelaskan kerja keras yang dilakukan pengusaha ban nasional mencari peluang pasar di negara lain seperti kawasan Timur Tengah, Amerika Latin dan Pasifik mulai menunjukkan hasil melalui pertumbuhan ekspor pada bulan lalu.

Volume ekspor ban nasional pada Juni 2013 mengalami pertumbuhan positif 10,5% menjadi 2,71 juta unit, lebih tinggi dari pencapaian penjualan pada bulan sebelumnya 2,45 juta unit.

Menurutnya, banyak negara yang mengambil ban dari Indonesia. Pasalnya, ban produk Indonesia dinilai paling kuat. “Soalnya orang Indonesia itu ceroboh memakai kendaraan, selalu overload. Jadi, produsen ban menyesuaikan dengan membuat ban yang kuat.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini